Orideknews.com, MANOKWARI – Berkembang pembicaraan hangat melalui salah satu grop whatsapp tentang seleksi IPDN jatah Provinsi Papua Barat, khususnya Kota Sorong yang terdiri dari 8 orang, ternyata hanya satu orang anak asli Papua yang lolos.
Sedangkan 7 calon IPDN lainnya adalah non Papua, padahal seleksi IPDN jatah Provinsi Papua Barat, namun dikuasai non Papua. Bahkan timbul pertanyaan, apakah anak-anak asli Papua bo**k ataukah tidak mampu sehingga loloskan non Papua.
Salah satu tokoh masyarakat Papua, Audi Akwan mengutarakan bahwa menjadi seorang siswa Praja IPDN adalah sesuatu yang penting bagi anak anak asli Papua guna menata sistem pemerintahan di tanah Papua, sebab pendidikan di kampus IPDN semua siswa akan digodok menjadi pemimpin di segala bidang di pemerintahan.
“Memang sih kampus lain ada jurusan pemerintahan, juga bagus tetapi tidak sebagus dan seandalan cara didikan di kampus IPDN, sebab ilmu di IPDN sudah disiapkan menjadi seorang pemimpin di dunia pemerintahan” sebut Akwan.
Parlima Parlemen Anak Jalanan di Manokwari, Ronald Mambieuw dalam komentarnya mengatakan bahwa, kebijakan menomor duakan kepentingan ekonomi dan bisnis, politik dan lain lain. Namun abaikan pendidikan anak-anak asli Papua, padahal mereka adalah generasi Papua.
“Namun putra-putri asli Papua yang akan terdidik di negeri cenderawasih menjadi penonton, maka masa depan anak bangsa Papua akan terkikis dan dimonopoli orang lain” ungkap Mambieuw.
Menanggapi diskusi IPDN melalui group whatsapp, Minggu (12/8/2018), Wakil Gubernur Papua Barat, Mohammad Lakotani menyatakan bahwa, penerimaan IPDN pada 2018 ini untuk umum, artinya non Papua dan asli Papua mengikuti seleksi bersama.
Kata Wagub, setelah itu akan dilakukan penerimaan IPDN khusus bagi OAP. “Hal ini dilakukan sama hal seperti tahun sebelumnya” tulis Wagub.
Oleh karena itu pemprov Papua Barat sarankan kepada pemda dan pemkot se-Papua Barat agar tingkatkan penerimaan khusus OAP untuk jatah IPDN Papua Barat, apalagi hal ini sudah mendapat lampu hijau dari Gubernur.(EN/ON)