Sabtu, Oktober 25, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Ketua MRP Papua Barat Sebut Pembakaran Simbol Adat Adalah Penghinaan Martabat OAP

Orideknews.com, Manokwari – Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Barat mengecam keras tindakan pembakaran mahkota burung cenderawasih yang viral di media sosial dan dinilai sebagai bentuk penghinaan terhadap simbol budaya orang asli Papua (OAP).

Ketua MRP Papua Barat, Judson F. Waprak, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Asosiasi Majelis Rakyat Papua se-Tanah Papua, menyebut tindakan tersebut sebagai pelecehan terhadap identitas dan warisan leluhur masyarakat adat Papua.

“Mahkota burung cenderawasih bukan sekadar atribut budaya. Itu adalah simbol identitas, kehormatan, dan warisan leluhur orang asli Papua. Pembakaran terhadap simbol ini adalah bentuk pelecehan terhadap seluruh masyarakat adat Papua,” tegas Judson di Manokwari, Rabu, (22/10/25).

Ia menilai, tindakan tidak terpuji itu dapat memicu ketegangan sosial dan luka kultural yang dalam di tengah upaya masyarakat Papua mempertahankan jati diri dan martabatnya di era modernisasi.

Dalam pernyataannya, MRP Papua Barat menyampaikan beberapa sikap resmi pertama, Mengecam kerastindakan pembakaran mahkota burung cenderawasih yang dianggap sebagai penghinaan terhadap martabat budaya orang asli Papua.

Kedua, Menuntut klarifikasi dan permintaan maaf terbuka dari pihak-pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut.

Ketiga, Mendorong aparat penegak hukum untuk mengusut motif dan pelaku secara transparan guna mencegah kejadian serupa di masa depan.

Keempat, Mengajak seluruh elemen masyarakat – tokoh adat, agama, politik, pemuda, dan media – untuk bersama menjaga dan menghormati simbol-simbol budaya Papua.

Sebagai Sekretaris Asosiasi MRP se-Tanah Papua, Judson menegaskan bahwa insiden ini menjadi peringatan serius bagi semua lembaga kultural di Tanah Papua untuk memperkuat solidaritas dalam melindungi nilai-nilai budaya dan hak-hak adat OAP.

“Kami tidak akan diam. Ini bukan sekadar insiden kecil, tetapi penghinaan terhadap sebuah bangsa yang memiliki sejarah, harga diri, dan hak yang dijamin oleh konstitusi,” tegasnya.

Asosiasi MRP se-Tanah Papua juga berencana melakukan konsolidasi bersama guna merespons berbagai bentuk pelanggaran hak adat dan pelecehan budaya yang semakin sering terjadi di wilayah Papua.

Judson menutup dengan menegaskan komitmen MRP Papua Barat untuk tetap menjadi benteng budaya dan penjaga nilai-nilai adat, sekaligus menyambung aspirasi orang asli Papua.

“MRP akan terus bekerja sama dengan semua pihak yang menjunjung tinggi keadilan, kesetaraan, dan keberagaman budaya di Tanah Papua,” pungkasnya. (ALW/ON).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles

error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)