Sumedang – Dalam semangat memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian (Ditjen LIP) terus mengakselerasi program rehabilitasi irigasi melalui pompanisasi dan pipanisasi. Langkah ini ditujukan untuk mempercepat masa tanam di musim kemarau sekaligus mewujudkan program Merdeka Air bagi petani.
Salah satu pelaksanaan program tersebut berada di Desa Kudangwangi, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Di wilayah ini, lima kelompok tani sepakat menggabungkan bantuan pompanisasi guna menghidupkan kembali sarana irigasi yang sudah lama tidak berfungsi.
Direktur Irigasi Pertanian Kementan, Dhani Gartina, yang meninjau langsung lokasi persawahan, menjelaskan bahwa Kecamatan Ujungjaya memiliki hamparan sawah sekitar 500 hektare. Namun, selama tiga tahun terakhir lahan tersebut hanya bisa ditanami sekali dalam setahun akibat kerusakan irigasi dan bendung Cariang yang belum berfungsi optimal.
“Sambil menunggu perbaikan, kami memberikan bantuan perpipaan agar petani tetap bisa berproduksi. Ini bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Dhani, Rabu (20/8/2025).
Menurut data Kementerian PUPR tahun 2024, sekitar 97 persen jaringan irigasi di tingkat kabupaten/kota berada dalam kondisi rusak berat. Kondisi ini mendorong pemerintah pusat bersama lintas kementerian/lembaga mempercepat program rehabilitasi irigasi dan optimalisasi pompanisasi.
Ketua Gapoktan Kudangwangi, Ade, mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini karena dapat meningkatkan indeks pertanaman.
“Sebelum ada pipanisasi, petani hanya bisa menanam sekali setahun. Kini, dengan bantuan pipa 12 inch dari Kementan, kami bisa menanam padi dua kali setahun. Petani sangat terbantu,” ungkapnya.
Program pompanisasi ini merupakan bagian dari Instruksi Presiden (Inpres) No. 2 Tahun 2025 tahap pertama, dengan cakupan 280.880 hektare di 13 provinsi. Beberapa di antaranya yakni Aceh (24.186 ha), Sumatera Utara (31.300 ha), Riau (18.037 ha), Jambi (21.170 ha), Sumatera Selatan (26.127 ha), Lampung (13.439 ha), Kalimantan Barat (41.453 ha), Kalimantan Selatan (66.161 ha), hingga Sulawesi Selatan (12.214 ha).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya ketersediaan air bagi petani melalui perbaikan dan pembangunan irigasi. Menurutnya, pompanisasi dan pipanisasi menjadi kunci keberhasilan swasembada pangan nasional.
Dengan dukungan lintas sektor, Kementan optimistis program ini akan menjadi motor penggerak dalam mewujudkan Merdeka Air bagi petani Indonesia, sekaligus memperkuat semangat kemerdekaan di usia ke-80 Republik Indonesia. (RR/ON)