Rabu, Oktober 1, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Wujudkan Lumbung Pangan Baru Indonesia, Kementan Percepat Cetak Sawah Provinsi Papua Selatan

Orideknews.com, MERAUKE – Cetak Sawah Rakyat (CSR) merupakan salah satu inisiatif monumental Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mewujudkan Papua Selatan sebagai lumbung pangan baru Indonesia.

Dengan karakteristik lahan yang luas dan potensi pertanian yang tinggi, Merauke dinilai strategis untuk pengembangan sawah rakyat berbasis kearifan lokal dan teknologi pertanian modern.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa akselerasi gagasan besar cetak sawah menjadi upaya mewujudkan swasembada.

“Kita menargetkan cetak sawah ini dapat menghasilkan setidaknya dua hingga tiga kali panen dalam satu tahun. Potensi alam yang subur dan air yang melimpah diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mempercepat terwujudnya swasembada pangan,” ujarnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyampaikan program cetak sawah bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan mencapai swasembada pangan.

“Program ini berfokus pada ekstensifikasi lahan, yaitu usaha memperluas areal lahan pertanian dengan cara membuka lahan baru,” jelas Idha.

Target luasan lahan yang akan di cetak di Merauke, Papua selatan, seluas 21.291 hektare yang ditandai dengan Penandatanganan Kontrak Survei Investigasi Desain (SID) antara Dinas TPHBun Kabupaten Merauke dengan Dinas PU Papua Selatan, Jumat (08/08/25).

Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari , O’eng Anwarudin sebagai Penanggung Jawab Swasembada Pangan Papua Selatan yang hadir menyaksikan Penandatangan Kontrak yang berlangsung di Kantor Dinas TPHBun menyampaikan bahwa kontrak ini merupakan bentuk komitmen sehingga kegiatan berjalan lancar sesuai kebutuhan dan waktunya.

“Target kontrak SID CSR yang dilakukan hari ini seluas 21.291 ha. Dengan demikian target kontrak SID untuk 2025 seluas 41.291 Ha telah mencapai 100%,” jelas O’eng.

O’eng juga menjelaskan, untuk lahan yang sudah tersedia SIDnya seluas 10.000 ha sudah memiliki kontrak pengawasan.

“Adanya kontrak Pengawasan yang dilakukan antara Dinas TPHBUN dengan Universitas Musamus merupakan tanda bahwa CRS di Papua Selatan sudah mulai berprogres,” kata O’eng.

Ia berharap bahwa kegiatan CSR ini bisa segera selesai bahkan bisa lebih cepat sehingga September bisa ditanam. (MRN/RR/ON).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles

error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)