Orideknews.com, Teluk Wondama, – Anggota DPR Provinsi Papua Barat dari Fraksi Golkar, Ferry D.M Auparay, S.Sos, mengungkapkan temuan penting terkait dunia pendidikan di Kabupaten Teluk Wondama dalam laporan resesnya yang dilaksanakan pada 11-16 November 2024.
Ferry melakukan kunjungan ke dua distrik, yakni Distrik Rasiei (Kampung Torey dan Rasiei) serta Distrik Wasior (Kampung Maniwak, Maimari, dan Kampung Dotir).
Dalam kesempatan tersebut, ia mendengarkan keluhan masyarakat mengenai sejumlah persoalan, terutama yang berkaitan dengan sektor pendidikan.
Salah satu keluhan utama yang disampaikan warga adalah masalah transportasi. Ferry mencatat hampir di setiap kampung yang dikunjungi, masyarakat mengeluhkan tingginya biaya transportasi ojek yang harus dikeluarkan siswa untuk dapat bersekolah.
Sebagai contoh, seorang siswa harus mengeluarkan biaya hingga Rp100 ribu setiap hari untuk biaya transportasi pulang-pergi ke sekolah. Biaya ini menjadi beban berat bagi keluarga yang sudah terbebani dengan kondisi ekonomi yang sulit, seperti kemiskinan ekstrem dan rendahnya daya beli masyarakat.
“Tidak jarang anak-anak kita harus absen sekolah karena kesulitan biaya transportasi, mereka harus berjalan jauh di tengah kondisi yang kurang menguntungkan, seperti panas terik, lapar, dan haus. Ini adalah masalah yang mungkin tidak dipikirkan oleh pemerintah daerah,” kata Ferry.
Ia juga menekankan bahwa program pendidikan yang meliputi pembagian buku tulis, seragam sekolah, dan makan siang gratis yang digagas oleh pemerintah, meskipun penting, tidak cukup untuk mengatasi persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat.
Menurutnya, transportasi yang terjangkau dan mudah diakses adalah elemen penting untuk memastikan anak-anak bisa belajar dengan optimal di kelas.
“Proses belajar mengajar baru bisa terlaksana jika siswa bisa hadir di kelas. Oleh karena itu, transportasi sangat penting dalam mendukung kelancaran pendidikan,” ujar Ferry.
Ia lalu mengusulkan agar Pemerintah Provinsi Papua Barat dapat mempertimbangkan untuk menyediakan bus sekolah. Ia mengusulkan agar disediakan empat unit bus sekolah yang dapat membantu mengangkut siswa di wilayah tersebut, dua unit untuk digunakan di dalam kota, dan dua unit lagi untuk wilayah selatan dan utara Kabupaten Teluk Wondama.
“Dengan adanya fasilitas transportasi seperti bus sekolah, beban keluarga, khususnya bagi masyarakat asli Papua, dapat sedikit terkurangi. Ini juga dapat membantu memastikan bahwa semua anak bangsa di Kabupaten Teluk Wondama mendapat akses pendidikan yang layak,” tambahnya.
Dalam resesnya, Ferry juga mencatat adanya keluhan masyarakat terkait ekonomi kerakyatan dan kesehatan, yang merupakan masalah substantif yang harus segera mendapat perhatian dari pemerintah.
Ferry mengaku Reses ini menjadi salah satu upayanya untuk terus memperjuangkan aspirasi rakyat dan memastikan kebijakan yang lebih berpihak kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil seperti Kabupaten Teluk Wondama. (ALW/ON).