Orideknews.com, Manokwari, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dengan dukungan dari Unicef Papua Barat, menggelar workshop Gender dan Imunisasi bagi Tokoh Agama dari Gereja Persekutuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI) di Kabupaten Pegunungan Arfak.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam program imunisasi, terutama bagi anak-anak.
Ketua panitia pelaksana, Hendrik Marisan, menyampaikan bahwa Kabupaten Pegunungan Arfak merupakan salah satu wilayah di Provinsi Papua Barat dengan capaian imunisasi terendah.
Dalam evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, ditemukan bahwa banyak anak di daerah ini berpotensi menjadi generasi emas, namun untuk mencapainya, mereka harus sehat dan pintar.
Hendrik menekankan pentingnya imunisasi dalam menjaga kesehatan anak-anak.
“Di Indonesia saat ini, kita mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio. Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan seumur hidup pada anak dan tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia meminta kepada semua tokoh agama dan masyarakat untuk memastikan anak-anak di Pegunungan Arfak mendapatkan imunisasi yang diperlukan.
“Kita memohon kepada bapak ibu untuk memastikan bahwa anak-anak yang ada di Pegunungan Arfak harusnya ceria dan tersenyum dari masa kecil hingga dewasa. Kita harus jaga kesehatannya dengan imunisasi,” tambah Hendrik.
Kegiatan workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan keterlibatan tokoh agama dalam mendukung program imunisasi, sehingga anak-anak di Kabupaten Pegunungan Arfak dapat tumbuh sehat dan menjadi generasi yang berkualitas.
Ketua Majelis Umum Gereja Persekutuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI) Papua Barat, Philipus Manggaprouw, menegaskan pentingnya imunisasi sebagai langkah awal dalam mempersiapkan generasi yang sehat di masa depan.
Dalam pernyataannya, ia mengingatkan pimpinan gereja bahwa pemahaman tentang imunisasi harus dimiliki oleh semua kaum bapa dan tokoh agama.
“Ini adalah hal dasar. Oleh sebab itu, kita harus mempersiapkan generasi yang sehat. Pemahaman tentang imunisasi harus dimiliki oleh kaum bapa dan tokoh agama agar mereka dapat berperan dan mempengaruhi baik di keluarga, jemaat, maupun masyarakat dalam mengikuti program imunisasi,” ujar Philipus.
Ia menyatakan bahwa kegiatan imunisasi yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Papua Barat dan Unicef sangatlah penting bagi GPKAI.
Workshop ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai imunisasi, tetapi juga untuk mengidentifikasi masalah atau hambatan yang ada serta merancang strategi untuk mengatasinya.
“Melalui kegiatan ini, kita juga dapat memberikan edukasi kepada keluarga, jemaat, dan masyarakat tentang pentingnya peranan gender dalam konteks imunisasi. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa setiap anak mendapatkan perlindungan yang mereka butuhkan,” tambahnya.
Pernyataan Philipus menggarisbawahi komitmen GPKAI dalam mendukung program imunisasi demi kesehatan dan masa depan anak-anak di kabupaten Pegaf, Provinsi Papua Barat. (ALW/ON)