Orideknews.com, Manokwari, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) telah membentuk tim Assessment Eliminasi Malaria untuk melaksanakan penilaian eliminasi malaria tingkat distrik di Kabupaten Teluk Bintuni.
Pertemuan perdana tim dilaksanakan di salah satu restoran di Manokwari, dihadiri oleh Kepala Bidang P2P Dinkes Papua Barat, dr. Nurmawati. Dalam pertemuan ini, tim dibekali dengan pelatihan dan fasilitasi untuk monitoring assessment eliminasi malaria.
Tim penilai dijadwalkan akan melakukan evaluasi di enam distrik, yaitu Tuhiba, Miyado, Jagiro, Kalitami, Weriagar, dan Arandai.
Dr. Nurmawati menekankan pentingnya penilaian perdana ini untuk memastikan bahwa dua tim yang akan bergerak bersama memiliki konsep dan metode yang jelas.
“Penilaian ini diharapkan sesuai dengan petunjuk teknis yang ada, sehingga setiap langkah yang diambil benar-benar sejalan dengan yang diharapkan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan harapannya agar petugas dari Dinas Kesehatan kabupaten dapat mendampingi tim penilai, sehingga proses ini menjadi sumber pembelajaran untuk pengembangan kapasitas di tingkat kabupaten.
Kepala Seksi P2P Dinkes Papua Barat, Edi Sunandar, menambahkan bahwa, tim penilai akan diturunkan pada periode 28 Oktober hingga 1 November 2024.
Ia menegaskan bahwa, keputusan mengenai kelulusan suatu distrik bukanlah ranah tim, melainkan hanya melakukan penilaian.
“Tugas kita hanya menilai dan hasilnya akan kami presentasikan kepada tim dari Kemenkes. Kami berharap semua format penilaian diikuti dengan baik, sehingga penilaian yang dilakukan bisa objektif,” jelasnya.
Edi juga mengatakan bahwa jika ditemukan distrik yang belum memenuhi kriteria eliminasi, akan ada rekomendasi untuk perbaikan, agar ke depannya mereka dapat mengejar kekurangan yang ada.
Tujuan dari penilaian awal ini adalah untuk melihat langsung tahapan teknis serta standar kinerja Puskesmas, serta memverifikasi laporan dan data yang diberikan oleh Puskesmas dengan melakukan penilaian terhadap data primer dan sekunder.
“Hasil penilaian ini kita berharap dapat mempercepat proses eliminasi malaria dan meningkatkan kesehatan masyarakat di kabupaten Teluk Bintuni,” tutupnya. (ALW/ON).