Orideknews.com, MANOKWARI, – Pemerintah Provinsi Papua Barat telah resmi menyerahkan dana hibah sebesar Rp27 miliar kepada SMA Taruna Kasuari Nusantara.
Penyerahan dana ini dilakukan secara simbolis oleh Penjabat (PJ) Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere, kepada Kepala Sekolah SMA Taruna Kasuari Nusantara, Brigjen Yusuf Ragainaga, pada Senin (26/2/2024) lalu.
Namun, penyaluran dana tersebut memicu berbagai pertanyaan dari para orang tua siswa dalam rapat yang digelar di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, Abdul Fatah, memberikan tanggapan atas pernyataan yang disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan SMA Taruna Kasuari Nusantara.
Dalam penjelasannya, Abdul Fatah menegaskan pentingnya klarifikasi terkait pengelolaan anggaran di sekolah tersebut. Abdul Fatah menyayangkan informasi yang mencuat, dimana disebutkan bahwa pihak sekolah hanya mengelola anggaran sebesar Rp 2 miliar dari total Rp27 miliar.
Ia menjelaskan, anggaran Rp2 miliar yang dikelola sekolah adalah dana operasional yang cukup signifikan untuk ukuran sebuah SMA.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa penyusunan anggaran tersebut dilakukan oleh pihak sekolah, sedangkan Dinas Pendidikan hanya berfungsi menginput anggaran ke dalam rencana kerja (renja).
Selain itu, terdapat anggaran tambahan sekitar Rp 600 juta untuk penerimaan peserta didik baru, sehingga total anggaran yang dikelola oleh sekolah mencapai hampir Rp 2,6 miliar.
Abdul Fatah juga menjelaskan bahwa dari total Rp 27 miliar, terdapat alokasi untuk belanja modal, pembangunan gedung, kelengkapan siswa, pemeliharaan gedung, serta kebutuhan makan siswa.
Ia menegaskan pengelolaan belanja modal dan pemeliharaan gedung merupakan tanggung jawab Dinas Pendidikan, bukan pihak sekolah.
Mekanisme pengelolaan anggaran, lanjut Abdul Fatah, telah dijelaskan dengan jelas. Anggaran di atas Rp 1 miliar harus melalui proses tender, sementara pengadaan langsung berlaku untuk anggaran di bawah Rp 1 miliar.
Sebagai contoh, ia mengungkapkan belanja hibah untuk pembangunan gedung laboratorium teknik sipil dan pertanian di Universitas Papua (UNIPA) yang mencapai lebih dari Rp 6 miliar, dikelola oleh dinas melalui proses tender.
Lebih jauh, Abdul Fatah mencatat bahwa Dinas Pendidikan saat ini tidak dapat mengeluarkan anggaran tambahan secara mendadak, karena perlu adanya program yang baik.
“Penyusunan anggaran untuk tahun anggaran berikutnya harus melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru-guru, guna menjamin kebutuhan sekolah dapat terpenuhi dengan baik. Semua bentuk bantuan, harus disertai dengan surat keputusan (SK),” ucapnya.
Abdul Fatah berkomitmen hadir dalam rapat-rapat yang diadakan oleh pihak sekolah, atau setidaknya mengirimkan perwakilan jika tidak dapat hadir secara langsung.
Sebelumnya, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Saban Budi Cahyono, mengungkapkan pihak sekolah setiap tahunnya hanya mengelola dana hibah sebesar Rp2 miliar.
“Kami hanya mengelola dana operasional sebesar Rp2 miliar. Anggaran ini digunakan untuk operasional sehari-hari, sementara sisa dana dikelola oleh Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, yang mencakup kebutuhan makan, sarana prasarana, dan pengadaan pakaian sekolah,” ujar Budi saat ditemui wartawan.
Budi menjelaskan, meskipun pihaknya telah mengajukan anggaran operasional yang lebih besar tahun lalu, yang disetujui hanya sebesar Rp2 miliar. Dana tersebut digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk pembayaran listrik yang mencapai Rp48 juta per bulan, kegiatan ekstrakurikuler, ulangan semester, dan pengadaan modul untuk siswa.
Ia mengakui, dengan anggaran yang terbatas, banyak program yang tidak dapat berjalan secara optimal.
“Akademik di SMA Taruna masih belum optimal karena keterbatasan anggaran. Kami hanya mengelola dana sebesar Rp2 miliar, sementara sisa anggaran yang dikelola oleh dinas mencakup berbagai keperluan lain,” terangnya.
Melihat kebutuhan yang mendesak, Budi mengatakan pihaknya telah merencanakan anggaran operasional sebesar Rp4,8 miliar untuk tahun depan.
“Kami berharap permohonan ini dapat dipenuhi demi peningkatan kualitas pendidikan di SMA Taruna Kasuari Nusantara,” tuturnya.
Dia menambahkan, program-program yang telah disusun, seperti kegiatan renang yang direncanakan enam kali dalam setahun, sangat bergantung pada dukungan anggaran yang memadai.
“Kami berharap program yang kami ajukan bisa terlaksana dengan baik karena ini penting untuk kemajuan akademik siswa. Semua ini tergantung pada dukungan anggaran yang memadai,” tambah Budi.
Budi juga menekankan pentingnya dukungan dari Dinas Pendidikan agar program-program yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai harapan.
Dia berharap agar anggaran yang telah diajukan dapat segera disetujui dan dicairkan untuk kepentingan pendidikan di SMA Taruna Kasuari Nusantara. (ALW/ON)