Orideknews.com, Manokwari, – Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terus mendorong pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Tanah Papua dengan target ambisius mencapai 100 persen.
Untuk mempercepat pencapaian target tersebut, Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan PIN Polio digelar secara daring pada hari ini, yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. Rakor ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi di wilayah yang masih menghadapi berbagai tantangan.
Hadir di Rakor secara daring, Ketua Persekutuan Gereja Gereja Papua (PGGP) Papua Barat, Pendeta Daniel Sukan, mengungkapkan bahwa capaian PIN Polio di Papua Barat cukup baik, meskipun ada kendala serius di Kabupaten Pegunungan Arfak.
“Ada beberapa kendala, seperti komunikasi dan jarak, yang mengakibatkan petugas sulit menjangkau masyarakat,” ujarnya.
Sukan juga menambahkan bahwa masih terdapat pemahaman yang keliru di kalangan masyarakat akibat trauma yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.
Untuk mengatasi masalah ini, ia menyarankan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat untuk mempertimbangkan akses ke kampung-kampung terpencil yang memerlukan biaya tinggi.
“Socialisasi terkait pemahaman masyarakat sangat penting. Kami dari PGGP dan Gereja Persektuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI) melakukan komunikasi di gereja-gereja selama ibadah,” jelasnya.
Selain itu, mereka juga melakukan himbauan imunisasi melalui baliho dan spanduk yang memuat informasi penting serta tokoh gereja.
Sukan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam imunisasi, karena itu penting untuk kesehatan. Himbauan juga disebarluaskan melalui media sosial dan media massa.
Dalam upaya meningkatkan partisipasi, Sukan menekankan pentingnya dukungan gereja dalam menyampaikan pesan tentang imunisasi melalui mimbar gereja serta khotbah.
Untuk diketahui, menurut Kementerian Kesehatan, PIN Polio tahap pertama telah dilaksanakan di enam provinsi, yaitu Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat, dan Papua Barat Daya, sejak 27 Mei 2024.
Namun, hingga 29 Juli 2024, cakupan imunisasi di Tanah Papua masih rendah, dengan hanya 51,8% untuk dosis pertama dan 28,4% untuk dosis kedua. Hanya dua daerah, Kabupaten Teluk Bintuni dan Kaimana, yang berhasil mencapai target minimal 95% untuk kedua dosis.
Dari rakor tersebut, disepakati berbagai langkah strategis untuk mempercepat pencapaian PIN Polio, termasuk validasi data, door-to-door visit untuk daerah dengan cakupan di bawah 95%, serta pengoptimalan pos PIN di lokasi strategis. Monitoring dengan stakeholder juga akan dilakukan untuk memastikan pelaksanaan imunisasi berjalan efektif.
Kementerian Kesehatan menekankan pentingnya dukungan dari tokoh agama di Tanah Papua dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.
Beberapa langkah konkret yang diharapkan meliputi sosialisasi melalui kegiatan keagamaan, pembukaan pos PIN Polio di gereja, serta pemberdayaan relawan dari komunitas agama.
Dengan berbagai upaya ini, diharapkan cakupan imunisasi polio di Tanah Papua dapat meningkat secara signifikan, menjamin kesehatan anak-anak di daerah tersebut. (ALW/ON).