JAKARTA, – Ketua Umum Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), Yadi Sofyan Noor mengapresiasi kegigihan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan nasib petani. Salah satunya pernyataan Mentan pada Raker Komisi IV DPR RI yang berbicara all out terkait penambahan pupuk subsidi.
Bagi Yadi, semua paparan dan pernyataan Mentan adalah cermin dari sosok pemimpin masa depan yang membawa harapan para petani Indonesia. Diketahui, Mentan memfokuskan kinerja 2024 pada ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas, program nilai tambah dan daya saing industri, program pendidikan dan pelatihan vokasi serta program dukungan manajemen.
“Yang terpenting pak Menteri tampil all out memperjuangkan kebutuhan petani, termasuk tambahan pupuk subsidi. Inilah yang diharapkan petani selama ini,” ujar Yadi, Rabu, 13 Maret 2024.
Menurut Yadi, saat ini yang dibutuhkan petani adalah dukungan semua pihak terhadap program dan solusi cepat Kementan seperti pompanisasi dan optimasi lahan rawa mineral menjadi lahan produktif dengan pertanaman 2 hingga 3 kali dalam setahun.
“Dukungan DPR, Kemenkeu dan juga lembaga lainnya sangat dibutuhkan untuk memastikan program pertanian dibawah pak Menteri Amran berjalan dengan baik. Bahkan bukan tidak mungkin kita akan mengulang kejayaan sebelumnya yaitu swasembada beras,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan penambahan pupuk subsidi dari yang tadinya 4,7 juta menjadi 9,55 juta sudah mendapat persetujuan dari semua pihak, termasuk dari hasil rapat terbatas maupun dari Dewan Perwakilan Rakyat. Hanya saja, kata Mentan, petani perlu bersabar karena saat ini Surat Keputusannya belum dikeluarkan.
“Ini kabar baik untuk petani dalam Ratas dan Rakortas dinaikkan dari 4,7 juta menjadi 9,55 juta. Bapak presiden sudah setujui, Menteri Keuangan juga sudah setuju. Tinggal kita menunggu SK nya saja,” katanya.
Selain pupuk, Mentan memastikan pemerintah juga sudah menyetujui anggaran belanja tambahan atau ABT sebesar 5,8 triliun untuk mengantisipasi dampak el nino melalui program solusi cepat seperti pompanisasi dan perbenihan.
“ABT 5,8 triliun itu juga sudah disetujui mudah-mudahan realisasinya dalam waktu dekat karena ini untuk mengantisipasi dampak el nino yang memiliki tekanan luar biasa sehingga luas tanah kita menurun kurang lebih 26 persen. Nah ke depan kita melakukan pompanisasi di sungai-sungai yang besar seperti bengawan solo untuk meningkatkan indeks pertanaman dari satu menjadi dua bahkan menjadi tiga,” terangnya.
Mengenai hal ini, Ketua Komisi IV DPR RI meminta Kementerian Keuangan untuk segera mengembalikan alokasi pupuk subsidi menjadi 9,55 juta ton. Meski demikian, Sudin meminta penyaluran pupuk mendapat pengawasan ketat agar tidak terjadi tindak pidana maupun penyelewengan lainnya.
“Komisi IV menyetujui dan meminta Kementerian Keuangan melalui Kementan untuk mengembalikan alokasi pupuk subsidi menjadi 9,55 juta ton dengan catatan pengawasan dalam penyaluran dan pendistribusiannya harus ditingkatkan sehingga tidak terjadi penyelewengan,” jelasnya.