Orideknews.com, MANOKWARI, – Anggota Majelis Rakyat Papua Barat periode 2023-2028 yang baru saja dilantik Wakil Menteri Dalam Negeri Wempi Wetipo di Gedung PKK Kantor Gubernur Papua Barat melalui kerja-kerjanya dengan melakukan penjaringan aspirasi di dua tempat di gereja Ahmeta dan Pulau Mansinam.
Anggota MRPB Pokja Perempuan Esterlina Rumfabe mengatakan penjaringan aspirasi telah kami lakukan di dua tempat, penjaringan pertama kita lakukan di Kwawi dan penjaringan kedua kami lakukan di Pulau Mansinam.
Penjaringan aspirasi kami lakukan diwilayah adat kami Doreri, saat melakukan penjaringan ada beberapa point yang kami dapatkan dari aspirasi warga masyarakat yang ada di dua tempat tersebut.
Penjaringan yang kami lakukan menggunakan metode menerima pendapat melalui pengisian kuesioner dari sampel yang kami terima dari sekitar 60 orang hasil itu telah kami analisa maka kami menemukan beberapa pendapat aspirasi dari perempuan doreri,” ungkap Esterlina saat ditemi wartawan di Kantor MRPB Papua Barat, Rabu (13/12/2023).
Aspirasi pertama yang kami temukan masalah aspek ekonomi, dimana perempuan doreri menginginkan supaya ada pendampingan untuk mereka dalam melaksanakan kreativitas untuk menunjang ekonomi keluarga,
Mereka berharap untuk kami membangun sebuah sanggar atau rumah keterampilan bagi perempuan doreri untuk di dalam rumah itu mereka bisa berlatih mendapatkan pendidikan informal dan segala hasil yang mereka dapat mereka menyediakan itu atau menyimpan di rumah tersebut sehingga menjadi income bagi mereka.
“ Yang kedua mereka juga membutuhkan modal dalam peningkatan usaha kecil mereka yang terdiri dari berbagai usaha dari perempuan dorari,” tandasnya.
Sementara point ketiga dari aspek pendidikan mereka berharap untuk mereka juga diberikan kesempatan untuk menerima hak pendidikan untuk anak-anak mereka juga terutama untuk beasiswa yang sudah diprogramkan oleh pemerintah.
“ Sehingga mereka minta supaya kami dari MRPB mendampingi dana itu sehingga dalam pemberian dan perolehan itu sesuai dan tepat sasaran, kalau tidak ada pendampingan yang ketat kadang kala ada yang menerima dan ada juga yang tidak sehingga mereka minta pendampingan,” ucapnya.
Kata Esterlina perempuan doreri meminta supaya diberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak-anak untuk mendapatkan pendidikan di luar daerah, tetapi itu juga harus ada pendampingan yang serius karena kadangkala dana otsus ini diberikan kepada mereka tetapi menjadi hambatan dalam proses pengiriman dan akhirnya anak-anak tersebut mengalami kendala dalam pependidikan.
“ Sehingga bisa sampai membawa mereka pada sekolah yang batal karena biaya untuk akses politik perempuan doreri mereka sudah siap untuk diberikan kesempatan untuk mereka akan ada dalam berpartisipasi dalam politik kesetaraan gender,” tuturnya.
Dengan adanya pengetahuan yang mereka sudah peroleh mereka akan ada di dalam berbagai aspek-aspek kerja untuk mereka mengambil bagian dalam berpartisipasi dalam pembangunan.
“Salah satu yang mereka harapkan adalah hak mereka di dalam DPRK untuk perempuan doreri mereka telah siap dalam waktu dekat akan ada musyawarah perempuan doreri dan mereka akan duduk di dalam hak mereka di dalam DPRK itu adalah hak politik,” tegasnya.
Komitmen kami kepada masyarakat perempuan dari bahwa aspirasi yang kami terima akan kami kawal dan akan kami bahas di lembaga yang terhormat MRPB dan apapun yang menjadi kendala Kami tetap berkoordinasi dengan perempuan doreri sebagai perempuan adat yang menyampaikan aspirasi kepada kami Dan akan diawasi ditindaklanjuti dan dievaluasi untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
“Harapan saya Saya sangat bersyukur karena ketika mereka memilih kami dari perempuan doreri untuk bekerja untuk mereka mereka telah memberikan aspirasi untuk kami Saya sangat berharap untuk mereka juga akan lebih aktif dan kreatif dalam membangun diri mereka membangun kebersamaan mereka membangun organisasi Mereka di kalangan perempuan dari supaya mereka siap untuk berbagai kebijakan pemerintah yang dialokasikan kepada mereka agar mereka bisa bekerja dengan serius,” tutupnya. (ALW/ON)