Selasa, Oktober 28, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Dinkes Papua Barat Gelar Pelatihan Mikroskopis Bagi Tenaga Laboratorium di Se-PB dan PBD

OridekNews.com, Kota Sorong, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat melalui dukungan The Global Fund menggelar pelatihan penyegaran Mikroskopis bagi ahli tenaga ahli laboratorium medik (ATLM) di Papua Barat dan Papua Barat Daya 19-25 Juni 2023 di Kota Sorong.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat melalui Kepala Seksi P2P, Edi Sunandar mengatakan kegiatan tersebut merupakan refreshing pelatihan terhadap mikrokpis malaria, rutin dilakukan tiap tahun.

Tujuan dilakukan kegiatan kata Edi, agar menjamin diagnosa malaria yang ditegakkan oleh seorang analis itu bisa benar. Setiap tahun rata-rata peserta yang ikut pelatihan adalah pegawai baru.

Dia mengaku, kegiatan itu menjadi sangat penting karena tulang punggung dalam program malaria adalah penegakan diagnosa.

“Ketika diagnosa salah maka pengobatan juga akan salah, pengobatan salah selain pasien tidak sembuh tetapi, dia juga tidak bisa memutus rantai penularan disisi lain pihak itu (analis.red) merupakan sumber data kita,” ungkapnya.

Data dari kasus malaria bersumber dari diagnosa yang dilakukan tenaga analis. Ketika salah, positif dibaca negatif dan sebaliknya maka analisis akan salah, sehingga intervensi menjadi salah.

“Program peningkatan mutu kualitas dari pada tenaga analis untuk Mikroskopis malaria, jadi menekankan bagaimana ada pemantauan mutu secara internal mereka bekerja sesuai SOP, setiap melakukan bahan Reagen dicek baik, mikroskop terawat atau tidak,” jelas Edi.

“Kemudian Mereka mencatat dan melaporkan, tapi disisi pihak juga ada namanya pemantauan mutu eksternal, mereka harus di kroscek. Jadi slide itu di kroscek oleh krosceker Kabupaten dan provinsi sehingga ketahuan permasalahannya dimana, kemudian juga ada yang namanya uji panel,” tutur Edi lagi.

Dikatakannya, dalam pelatihan peserta diberikan slide standar yang harus dibaca, kemudian dibandingkan dengan kuncinya. Jika ditemukan banyak ketidaksamaan maka harus ada, peningkatan kapasitas kepada para analis, seperti melalui On the Job Training dan pelatihan dan penyegaran yang sedang dilakukan.

“Ini bersifat rutin, tidak melihat apakah dia masih bagus apa tidak, tapi diutamakan kepada analis yang belum pernah mengikuti pelatihan tenaga analis untuk pemeriksaan malaria,” terangnya.

Edi menjelaskan, ATLM ada banyak banyak standarisasinya jika menggunakan uji kompetensi maka ada sejumlah jenjang level.

Dikatakan Edi, uji kompetensi menjadi sarat yang dimiliki seorang tenaga analis untuk pemeriksaan malaria,

Ia menambahkan bahwa, output yang diharapkan pada pelatihan adalah eliminasi malaria. Jika tidak dikawal kompetensinya, maka data akan menjadi tidak baik. Kemudian berdampak pada intervensi.

Sementara itu, Penanggungjawab Program Malaria Dinkes Papua Barat, Billy G Makamur menyampaikan pelatihan diikuti perwakilan ATLM di kabupaten Kota di Papua Barat dan Papua Barat Daya sebanyak 44 peserta.

“Pelatihan dilakukan untuk memperkuat teman-teman di layanan fasyankes dengan tujuan salah satunya menuju eliminasi Papua Barat 2030,” ucap Billy.

Dia lalu berharap para petugas ATLM dilapangan lebih kuat, lebih intens dalam melakukan pemeriksaan dan lebih banyak pemeriksaan yang memang memberikan hasil yang benar-benar akurat.

“Sehingga, setiap kasus malaria yang ditemukan itu bisa dilakukan pemeriksaan secara cepat dan penanganan pengobatan secara cepat,” pesan Billy. (ALW/ON).

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles

error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)