OridekNews.com, Manokwari, – Momen Hari Ulang Tahun (HUT) Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) di tanah Papua ke-61 menjadi makna tersendiri bagi Anggota DPD RI perwakilan Papua Barat Dr. Filep Wamafma, SH, MHum.
Senator Papua Barat itu menilai, Papua dalam peradabannya meninggalkan sejumlah sejarah. Dan sejarah itu adalah fakta-fakta hidup peradaban orang Papua, termasuk kehadiran YPK.
Menurut Filep, YPK hadir di tanah Papua pasca Papua mulai mengejar masa depan di bidang pendidikan. Dimulai dari sejarah Gereja Pekabaran Injil (GKI) 1855 dan GKI sebagai motor sebagai simbol peradaban di tanah Papua.
“Dua hal ini menurut saya merupakan bukti sejarah bahwa, Gereja itu memiliki peran yang sangat penting sangat besar, baik dalam membentuk manusia Papua yang beriman, tetapi juga membentuk manusia Papua yang memiliki sumber daya manusia (SDM),” jelas Filep kepada media ini, Rabu, (8/3/23).
Oleh sebab itu, dalam perkembangan dewasa ini kata Filep, tidak boleh disampingkan peran gereja. Saat ini Gereja adalah pilar utama pembangunan di Papua. YPK adalah pilar utama dalam membangun pendidikan di tanah Papua.
“Kalau kita berbicara soal YPK, berarti tidak terlepas daripada kontribusi Gereja dalam dunia pendidikan. Yang menjadi persoalan hari ini adalah bagaimana pemerintah turut mendukung agar sekolah YPK yang punya bukti atau peran yang sangat besar ini, mampu mewujudkan eksistensi sebagai sekolah yang berkualitas, bersaing baik skala nasional maupun internasional,” ucap Filep.
YPK lanjut dia, harus mendapatkan porsi terdepan untuk mewujudkan generasi emas dalam masa kejayaan pendidikan di tanah Papua. Hal ini yang menurut dia, belum mendapatkan porsi di tanah Papua.
“Kemudian membuat YPK itu ibaratnya jauh panggang dari api, artinya, tidak mendapatkan prioritas dan berdampak situasi secara umum tentang pendidikan di tanah Papua,” terangnya.
“Hut YPK hari ini, harusnya menjadi restorasi atau merubah cara pandang bahwa, Yayasan Pendidikan Kristen terbelakang tertinggal atau dipandang sebelah mata oleh banyak pihak,” ujarnya lagi.
Di moment HUT ini, Ketua STIH Manokwari ini meminta semua pihak termasuk Pemerintah, kembali menghadirkan visi YPK yang sesungguhnya, termasuk menjadikannya YPK sebagai garda terdepan untuk menyelamatkan putra-putri Papua, sebagai satu-satunya pendidikan yang memberikan karakteristik Papua yang tentu dikaitkan dengan nilai-nilai kekristenan.
“Ini sangat baik dan sangat perlu didukung oleh semua pihak. Saya juga adalah alumni dari YPK dan YPK itu telah memberikan kontribusi bagi tanah Papua, dan waktunya kita juga menilik YPK sekarang untuk maju. Untuk itu, Undang-undang Otsus telah memberikan dukungan dan peluang itu, sehingga tidak ada alasan apapun untuk mengabaikan YPK,” tutur Filep.
Dia berharap, pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota terus memiliki kebijakan dengan mengalokasikan anggaran dalam rangka membangun YPK sebagai lokomotif pendidikan di tanah Papua.
“Sebagai barometer pendidikan di Papua dan sebagai dasar membentuk karakter pendidikan yang beriman Kristen. Selamat HUT YPK,” tutup Filep. (ALW/ON)