OridekNews.com, MANOKWARI,- Dalam rangka mendukung kebijakan pembangunan nasional, terutama mewujudkan ketersediaan pangan di Indonesia timur salah satunya pangan hewani, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari menggerakkan mahasiswa untuk mempelajari hilirisasi pada hewan ternak.
Pada Kamis(26/01), mahasiswa Prodi Peternakan dan Kesejahteraan Hewan melakukan kunjungan di Tempat Potong Hewan (TPH) yang berlokasi di Kampung Bugis, Manokwari.
Kegiatan tersebut, dalam rangka memfasilitasi mahasiswa untuk memperdalam keilmuan tentang penyembelihan hewan ternak sapi secara ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan produk pangan asal hewan ternak sangat penting dalam ketahanan pangan.
“Utamanya untuk meningkatkan kecerdasan bangsa, karena dalam pangan asal hewan terdapat asam amino yang tidak didapatkan dalam pangan asal tumbuhan,” ujar Mentan Syahrul.
Memperkuat arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan, salah satu cara untuk meningkatkan imunitas tubuh adalah dengan mengkonsumsi produk pengolahan hasil peternakan.
“Untuk itu pemenuhan dan peningkatan produksi pangan hewani harus didukung dengan peningkatan kualitas sdm. Karena sdm lah yang akan menggenjot pemenuhan produktivitas pangan dalan negeri,” papar Dedi
Sebanyak 24 mahasiswa semester 7 mempelajari sistem penjaminan mutu peternakan serta sanitasi dan kebersihanan selama proses penanganan hewan terutama pada tahap pemotongan hewan ternak. Sebab pentingnya memenuhi kubutuhan produk pangan ternak bagi masyarakat secara aman.
Sritiasni salah satu dosen yang turut mendampingi kegiatan mahasiswa mengatakan, mahasiswa dapat mengetahui secara langsung bahwa proses penyembelihan memerlukan penanganan yang baik kepada hewan yang akan disembelih.
“Kondisi hewan ternak yang akan dipotong harus sehat dan segar, sehingga setelah ternak tiba di tempat potong, hewan ternak harus diistirahatkan agar kondisi hewan ternak sudah sehat dan segar kembali. Diharapkan setelah mendapat praktek ini mahasiswa mampu memperlakukan hewan ternak dengan baik terutama hewan ternak yang akan dipotong,” ujar Sritiasni yang akrab disapa Tias.
“Kita harus mampu memperhatikan aspek kesejahteraan hewan. Artinya sebelum disembelih kita tidak boleh memperlakukan hewan dengan seenaknya, atau tidak manusiawi, yang membuat hewan tersebut tersakiti fisik dan psikisnya,” tambah Tias.
Dikesempatan itu juga Tias menjelaskan bahwa TPH yang berdiri pada tahun 2014 tersebut merupakan tempat pemotongan hewan milik pribadi oleh Harvin dan dibantu oleh 6 orang karyawan. Kehadiran mahasiswa di TPH tersebut menjadi bekal awal untuk menjadi butcher agar mampu bersaing di dunia kerja. (MRN/RR/ON)