Orideknews.com, MANOKWARI, – PT PLN (Persero) UP3 Manokwari melalui program Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan ( TJSL) berkerja sama dengan pemerintah daerah kabupaten Manokwari melalui dinas perindakop dan UMKM berikan pelatihan bagi warga Sanggeng khususnya Mama Papua dan Anak Milenial mantan pengguna Aibon.
Kegiatan itu dimaksudkan memberikan rasa percaya diri dalam meningkatkan usaha industri rumah tangga, sehingga akan meningkatkan ekonomi masyarakat Papua serta terwujudnya peningkatan keterampilan kerja, khususnya kemampuan dalam berusaha membuat olahan keripik sukun dan krans bunga, dapat meningkatkan kemandirian untuk menambah penghasilan dan bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya.
Plt. Kepala Dinas Perindakop, Harjanto Ombesappu pada kesempatan itu mengatakan, kegiatan pelatihan diikuti peserta sebanyak 30 orang masing-masing 20 peserta mama- mama Papua untuk pelatihan pembuatan olahan keripik sukun dan 10 peserta anak mantan pengguna lem aibon dan anak putus sekolah mengikuti pelatihan pembuatan krans Bunga.
Adapun kegiatan pelatihan ini berlangsung di aula gedung serbaguna Sion Sanggeng yang dibuka langsung oleh wakil bupati Manokwari, Edi Budoyo.
Pelaksanaan pelatihan dibagi dalam 2 sesi yakni sesi pertama untuk pelatihan pembuatan keripik dari tanggal 1-2 November 2021, sedangkan pelatihan pembuatan krans bunga dari tanggal 4-5 November 2021.
Wakil bupati Manokwari , Edi Budoyo dalam sambutannya menyebutkan, Keripik sukun adalah makanan yang terbuat dari sukun yang diiris tipis kemudian digoreng sampai kering dan renyah dan merupakan salah satu kudapan yang paling digemari oleh berbagai kalangan.
Budoyo mengungkapkan bahwa melihat permintaan pasar akan makanan ringan yang satu ini dianggap baik oleh pemerintah untuk semakin mengembangkan peluang usaha tersebut sedangkan krans bunga.
Karangan bunga, lanjut Budoyo merupakan berbagai macam bunga yang disusun menjadi suatu bentuk yang elok , tanda ucapan selamat untuk hiasan atau tanda Turut berdukacita.
Sehingga dengan permintaan pasar yang terbilang tinggi di Manokwari terhadap pembuatan krans bunga maka upaya untuk memberikan pelatihan bagi sumber daya manusia dalam hal ini bagi mama-mama asli Papua juga bagi anak-anak milenial Papua dapat menggali potensi yang dimiliki.
Budoyo kemudian berharap kepada seluruh peserta yang akan mengikuti pelatihan agar dapat mengikuti dengan serius sehingga ilmu yang diberikan oleh narasumber dapat diimplementasikan dengan baik dalam dunia usaha.
“Pentingnya pelatihan pembuatan olahan keripik sukun dan pelatihan pembuatan krans bunga secara terpadu diharapkan mampu mewujudkan Manokwari yang religius, berbudaya, berdaya saing, mandiri dan sejahtera dan bisa memberikan manfaat yang besar dan menyentuh langsung kepada masyarakat,” pesan Budoyo.
Sementara itu, Manager PLN UP3 Manokwari, Roberth Rumsaur mengaku, Program TJSL bertujan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan, yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
kata Roberth, Program Bantuan Pelatihan Keripik Sukun untuk Mama Mama Asli Papua senilai Rp100 Juta sedangkan Pelatihan Krans Bunga Untuk Pemuda/I Milenial Asli Papua mantan pengguna lem aibon dan putus sekolah senilai Rp70 juta.
“Tak hanya pelatihan, kami juga menyerahkan bantuan peralatan juga dan modal usaha.Terkait pengolahan sukun dimana buah ini menjadi khas dari kabupaten manokwari darah sanggeng. Kami juga berharap dengan adanya pelatihan krans Bunga juga dapat membangun kemandirian para pemuda khususnya adik adik mantan pengguna lem aibon dan putus sekolah,” ujarnya.
“Kami yakin dimana ada kemauan disitu pasti dibuka kesempatan. Kami juga mohon doa nya agar dapat mendukung pelayanan PLN UP3 Manokwari yang bebas tanpa calo. Hubungan sinergi bersama dengan kolaborasi pemerintah daerah kami berharap kolaborasi ini terus terbangun,” tutup Roberth.(ALW/ON)