Orideknews.com, Manokwari, – Tokoh intelektual Arfak di Manokwari, Daud Indouw, sesalkan pernyataan ketua tim pemenangan salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati Manokwari yang dimuat salah satu media online di Manokwari, pada (30/10/2020) terkait penyebutan nama ketua DPW NasDem Papua Barat, Dominggus Mandacan untuk menarik simpati kepada paslon.
Menurut Daud, penyebutan nama Dominggus Mandacan secara politik seperti dinilai sah, dalam memberikan dukungan partai, pasalnya sebagai kader Partai wajib mengamankan keputusan partai.
Hanya saja, jelas Daud berbeda dengan pengurus Partai politik lainnya, Ketua DPW Partai Nasdem, Dominggus Mandacan merupakan Gubernur Papua Barat yang adalah pelindung semua Partai Politik di daerah.
Selain itu, lanjut Daud, Dominggus Mandacan juga adalah kepala Suku Besar Arfak yang notabenenya pelindung bagi semua masyarakat Arfak.
Daud pun meminta agar nama Dominggus Mandacan secara tidak disebut sepihak sesuai keinginan politik. Sebab penyebutan nama orang nomor 1 di Papua Barat ini secara sepihak berpotensi menciptakan keretakan dan perpecahan dalam tubuh masyarakat, terutama masyarakat Arfak yang masih terikat dengan tradisi adat istiadat.
“Saya tidak setuju pernyataan itu karena berpotensi memecah belah orang Arfak, saya minta tidak perlu nama beliau dibawa-bawa dalam kampanye politik,” tutur Daud, Sabtu, (31/10/2020).
Dia menyebut, Pilkada 2020 di Papua Barat merupakan momentumnya DPC (DPD II) Partai bukan moment DPW (DPD I) maka jadi harus bijak menempatkan kata.
“Kalau untuk Partai Politik lainnya mungkin tidak papa, tapi kalau DPW Nasdem harus berhati-hati, jangan sampai pencatutan itu menciptakan salah paham antar masyarakat Arfak, karena kehormatan kepala suku besar itu terlepas dari partai politik,” tegas Daud.
Daud berpesan agar tim sukses hati-hati dalam berkampanye agar tidak meresahkan publik, karena Paslon bupati di Manokwari pada Pilkada 2020 adalah dua putra terbaik Arfak. Sehingga, Dominggus yang adalah Kepala Suku Besar Arfak tidak akan berpihak kepada salah satu paslon.
“Secara politik Bapak sebagai Kasar Partai Nasdem yang harus mengamankan kepentingan Partai, tapi secara adat Bapak bertanggung jawab untuk semua anak-anak Arfak. Kalau soal di bilik suara itu rahasia, itu kembali ke hak individu, tapi kalau menyebut untuk mendapat dukungan politik tidak boleh, harus bijak,” ujar Daud.
Momen politik, tambah Daud, janganlah menghancurkan kerukunan suku Arfak yang sudah terbangun puluhan tahun. (ALW/ON)