Orideknews.com, Manokwari, – Duta milenial Papua Barat yang juga mahasiswi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari, Malahayati, melalui zoom cloud meeting, Kamis, (7/5/2020) menyampaikan niatnya untuk bergabung menjadi mitra TaniHub.
Penjual minuman tradisional Isotonik Akway ini, ditengah wabah covid-19, ia kini merambah dalam menyediakan paket kebutuhan dapur yang dipasarkan secara online, sehingga dengan hadirnya Platform e-commerce, TaniHub diyakini dapat membantunya berjualan online.
Head of Partnership and Social Impact TaniHub Group Daeng Sanyoto, dalam penyampaiannya, menyebut TaniHub merupakan perusahaan yang membangun ekosistem petani, mulai dari pembiayaan, penanaman, hingga pemasaran.
“Platform e-commerce Tanihub tak sekedar terkemukan untuk produk pertanian namun juga katalis untuk masa depan Agri-tech,” jelas Daeng Sanyoto.
Dia menjelaskan, kini, tercatat sebanyak 35 ribu petani telah bergabung dalam TaniHub. Dengan peningkatan pendapatan lebih dari 50 persen, peningkatan produksi lebih dari 30 persen, serta didukung oleh 2 rumah pengemasan dan 5 pusat distribusi.
“Kreatifitas Para Petani Milianial disandingkan dengan dukungan pasar dari TaniHub percepatan Pembangunan Pertanian menjadi sebuah keniscayaan,” beber Daeng Sanyoto.
Dirinya mencontohkan, salah satu petani milenial yang juga telah menggunakan TaniHub, Fadil, asal Kalimantan Timur. Pandemi Covid-19 memaksanya untuk menutup satu dari tiga rumah makan yang ia miliki dan memanfaatkan TaniHub sebagai pasar penyedia pangan secara online.
Daeng Sanyoto menyambut baik apa yang telah dilakukan Fadil, dia lalu mengajak tani milenial untuk bergabung bersama TaniHub dengan melakukan registrasi melalui https://about.tanihub.com/register/farmer.
“Melalui TaniHub, para petani dapat menjual hasil panen baik secara individu maupun berkelompok. Hal ini sejalan dengan tujuan Pembangunan Pertanian di Indonesia,” tambah Daeng Sanyoto.
Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Dr. Idha Widi Arsanti menyebut, keberadaan Tanihub bisa menjembatani kendala yang ada di petani.
Kata dia, petani milenial harus berpegang pada tiga pilar utama, yaitu: Pertanian, Teknologi, dan Dampak sosial, Tanihub terus berinovasi dan berkolaborsi dengan berbagai pihak.
“Kegiatan Ngopi atau Ngobrol Pintar bersama Tanihub namunnya juga ada bentuk tindak lanjut nyata, tidak hanya sebatas penanganan dikala Covid-19 namun juga program jangka panjang,” ungkapnya.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu mengatakan, Kementerian Pertanian mempunyai tekad kuat dalam penyediaan pangan bagi 267 juta jiwa, peningkatan kesejahteraan petani dan mendorong peningkatan ekspor produk petanian.
Komitmen Menteri SYL didukung Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Petanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan), Prof. Dedi Nursyamsi dengan memprogramkan percepatan regenerasi petani melalui penumbuhan job creator bidang pertanian atau disebut juga dengan petani milenial.(RR/ON)