Orideknews.com, Manokwari, – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo dijadwalkan membuka sekaligus memberikan arahan pada Focus Group Discussion (FGD) yang akan digelar secara virtual melalui Zoom pada Rabu, 22 April 2020 pukul 08.30 WIB mendatang.
FGD ini akan menghadirkan narasumber handal, mulai dari Petani Milenial, Sandi Octa Susila, Praktisi Pertanian, Wayan Supadno, Akademisi Universitas Prasetiya Mulya, Eko Suhartannto, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Suhanto dan kepala Badan PPSDMP Kementan, Prof. Dedi Nursyamsi.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan), Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, pandemi Coronavirus disease (COVID-19) yang masih terus melanda, tak mematikan usaha pertanian dengan kata lain Pertanian Tidak Berhenti.
“Pertanian menjadi garda terdepan mencegahan penyebaran COVID-19 kenapa? Karena para petani juga merupakan bagian dari penyedia makan-makanan bergizi,” ungkap Prof. Dedi Nursyamsi.
Dikatakan Prof. Dedi Nursyamsi, Sandi Octa akan mengupas tuntas peluang bisnis pangan di tengah Pandemi Covid-19, dilanjutkan dengan sudut pandang praktisi pertanian di tengah Pandemi Covid-19, dan juga cara membangun startup sebagai solusi distribusi pangan di tengah Pandemi Covid-19.
Kemudian, keuntungan Petani Milenial juga akan diperkuat dengan gambaran tentang distribusi pangan di tengah Pandemi Covid-19 oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri serta Progaram Kementerian di Tengah Pandemi Covid-19.
Sementara itu, direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari, drh. Purwanta, M.Kes menyatakan, FGD itu digelar melalui Zoom Video Conference dan akan menjabarkan kiat petani milenial tetap untung meski pandemi covid-19. Tema kali ini adalah “Meraup Untung Bisnis Pangan Petani Milenial di Tengah Pandemi Covid-19”.
Purwanta lalu mengajak mahasiswa Polbangtan untuk mengakses FGD melalui link https://bit.ly/3etwz50 dengan ID: 485 786 6217 dan Password: 321.
“Mari kita lihat Kiat petani milenial peroleh untung di tengah pandemi Coronavirus disease (COVID-19),” harap Purwanta. (RR/ON)