Hal ini diakui komandan Posal Pulau Fani, Koptu. Supriyadi, menurutnya, dibutuhkan keberanian serta ketangkasan saat bertugas di pulau Fani yang tidak berpenghuni. Saat ini, kata dia, boat bermesin 15 pk yang digunakan pun sedang dalam proses perbaikan.
“Untuk olah gerak pengawasan alat apung kita sangat kurang memadai, diharapkan dari pimpinan Angkatan Laut dan pimpinan daerah dapat memberikan dukungan untuk menunjang kinerja kita,” ujarnya pada wartawan, Sabtu (7/12/2019).
Supriyadi menjelaskan, pihaknya juga menemukan drone yang diduga milik asing yang melakukan pemantauan disekitar wilayah Pulau Fani. Hal tersebut terjadi namun tak berbuat banyak karena kurangnya fasilitas pemantauan dilakukan dengan kasat mata tanpa peralatan canggih seperti radar.
“Drone itu bisa dideteksi oleh kasat mata, itu artinya ada pihak-pihak yang ingin mengetahui potensi yang ada di Pulau Fani ini,” sebut Supriyadi.
Senada dengan Kelasi satu. Agung Santosa. Kata dia, walaupun minim peralatan dan dengan kondisi pulau tanpa penghuni, rasa kebosanan seorang prajurit namun demi menjaga kedaulatan dirinya harus selalu siap sedia.
“Rasa bosan pasti ada, tapi kita harus sadar pulau perbatasan harus dijaga dari apapun aktivitas asing yang mendekat. Kalau kondisi kita dengan kekurangan alat apung pengalaman berkesan paling ya tergulung ombak,” ungkapnya.
Dia lalu berpesan kepada seluruh pemuda di Indonesia apapun kondisinya NKRI merupakan harga mati yang harus dipegang teguh oleh setiap anak bangsa. Dia menambahkan, jika rasa itu sudah ada maka tidak akan ada kata bosan dan bangga menjadi bagian dari penjaga kedaulatan.
Sementara itu, Kepala Koarmada III kota Sorong, Brigjen. Suaf Yanu, berharap setelah kunjungan yang dilakukan oleh Gubernur Papua Barat dan Sekertaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI, Sujahar Diantoro dipulau Fani, masalah kekurangan Alat operasi perbatasan dapat segera dipenuhi.
“Kita berharap dari BNPP setelah mendengar langsung dari Posal yang ada dipulau fani dapat memperhatikan hal ini, jangan sampai kita justru lemah di perbatasan negara kita sendiri,” Ujarnya di Pulau Fani.
Dari pantauan di Pulau Fani, alat penerangan solar cell yang digunakan untuk menerangi Dermaga pendaratan kapal di pulau tersebut sudah banyak yang tidak lagi berfungsi. (ALW/ON)
error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)