
Orideknews.com, BINTUNI – Guna meningkatkan pengembangan ekonomi masyarakat lokal berbasis ekowisata di wilayah pesisir Kabupaten Teluk Bintuni, Lembaga Swadaya Masyarat (LSM) Panah Papua mendampingi masyarakat dalam upaya pelaksanaan program Pengembangan Mata Pencaharian Masyarakat Lokal.
Program yang dilakukan di Kampung Nuse, Distrik Babo, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat itu mempunyai tujuan agar mendorong Ekowisata Berbasis Ekosistem Mangrove.
Staf Fasilitator Panah Papua, Bachtiar Rumatumia, S.Si mengatakan rata-rata aktivitas masyarakat Kampung Nuse adalah nelayan tangkap kepiting yang didominasi oleh mama-mama sehingga Panah Papua memandang perlu untuk dibentuk kelompok mama-mama dengan tujuan mengembangkan hasil tangkapan mereka sendiri.
Dijelaskannya, Ada 5 kelompok mama-mama di Kampung Nuse yang terdiri dari 6 orang dalam 1 kelompok dan kelompok tersebut sudah terbentuk pada 2018 lalu, diantaranya, Kelompok Mai’tefa, Orose, Kereru, Magote, dan Neramote.
Kata Bachtiar, kelompok mama-mama penangkap kepiting itu, masing-masing mempunyai peran tersendiri dalam pengembangan dan pengelolaan untuk menunjang ekonomi masyarakat serta membantu dalam percepatan Ekowisata berbasis ekosistem Mangrove.
“Peran dari kelompok yang sudah berjalan ini tidak terfokus pada penangkapan saja, tetapi ada yang berperan untuk pengolahan abon kepiting, memasak makanan khas daerah setempat dengan bahan dasar kepiting, udang dan siput yang di dapat sekitaran Mangrove,” ujar Bachtiar.
Lanjut, Kata Bachtiar, tidak hanya itu, kelompok itu juga melakukan pembitan mangrove dan menanam kembali, dan ada kelompok yang mengelolah ekosistem mangrove untuk dijadikan sebagai tempat pengamatan burung ketika ada yang berkunjung di lokasi tersebut.
“Sejak kelompok mama mama nelayan itu terbentuk kami dari pihak Panah Papua selalu melakukan kunjungan untuk memantau perkembangan mereka,” ucapnya Rabu, (3/4/2019).
Sementara itu, Ketua Kelompok, Neramote Rakiba Fiawe, kepada www.orideknews.com saat ditemui di Babo, mengaku sangat berterima kasih kepada Panah Papua atas kesediaannya untuk mendampingi kelompok mama-mama penangkap kepiting yang sudah dibentuk sejak tahun lalu.
“Karena program ini sangat membantu kami masyarakat lokal untuk bagamna bisa menjaga, mencari dan mengelolah hasil tangkapan kami sendiri yang ada di walayah yang menjadi ulayat kami sejak turun temurun,” ungkanya. (BAC/ON).
