Novita Gobay, Perawat di Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat ini menceritakan kisahnya ketika melayani seorang warga yang mengalami kecelakaan akibat minuman keras (Miras).
Cerita Novita tersebut seperti dilansir detikHealth di acara Seminar Nasional Peluang dan Tantangan SDM Kesehatan di Era Revolusi Industri 4.0 di Universitas Indonesia, Depok, Sabtu, (15/12/2018).
Menurut Novi, Sebagai seorang perawat tentu Novi harus sigap dalam menangai korban kecelakaan tersebut tanpa harus melihat apa penyebab kecelakaannya.
“Di sana mabuk-mabukannya masih kuat. Pas kecelakaan, warga tersebut masih dalam keadaan mabuk ‘kan lalu ia meronta tak ingin diobati oleh saya,” ucap Novi.
Ia mengakui dalam menangani pasien yang mabuk memang harus bersikap tegas dan sabar. “Namanya masih dalam keadaan mabuk ya, dia berbicara banyak saaat itu bilang katanya kalau kakinya kenapa-napa atau sampai patah dia tak akan sungkan-sungkan akan melaporkan Novi kepada sanak saudaranya dengan nada yang tinggi,” beber Novi.
Dia menjelaskan, dalam keadaan yang tetap sabar Novia akhirnya memberikan penjelasan dengan bagaimana kondisinya bila tidak segera ditangani.
“Terserah bapak mau marahi saya mau pukul saya sekarang, tapi yang penting saya harus segera tangani kondisi bapak yang seperti ini,” tuturnya.
Novi mengatakan dirinya memaklumi keadaan korban tersebut yang masih tengah mabuk dan meronta-ronta saat ia mencoba untuk mengobati.
“Ya meski dalam keadaan dia yang marah, dan terus menolak saya obati sebagai perawat saya harus bersikap tegas agar pasien tersebut segera dapat pulih seperti sediakala,” tutup Novi.(Redaksi/ detikHealth)