Orideknews, MANOKWARI- Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Papua Barat Adevi Sabath Sofani menyatakan perkembangan pasar modal di Provinsi Papua Barat terlihat cukup baik. Berdasarkan data SID (Single Investor Identification), sampai dengan akhir Mei 2018 jumlah investor di Papua Barat telah mencapai 1.003 SID.
Jika dibandingkan dengan akhir tahun 2017 jumlah investor sebanyak 791 SID, sehingga terjadi penambahan sebanyak 212 SID atau tumbuh sebesar 27%. “Jika dibandingkan dengan jumlah investor dari tiap provinsi di Indonesia, Papua Barat menempati urutan ke 30 dari 34 provinsi yang ada.” Ujarnya Selasa (26/6)
Menurut Adevi, sebagian besar investor di Provinsi Papua Barat berasal dari Kota Manokwari dan Kota Sorong. Hal ini dikarenakan kedua kota ini memiliki perkembangan aktivitas ekonomi cukup pesat di wilayah Provinsi Papua Barat.
Selain itu, dalam kurun waktu 5 bulan ini BEI juga gencar melakukan sosialisasi dan edukasi pasar modal kepada masyarakat Provinsi Papua Barat, baik di kantor Perwakilan BEI maupun di perusahaan, instansi pemerintahan dan Perguruan Tinggi yang ada di Provinsi Papua Barat.
Sejalan dengan peningkatan jumlah investor, kapitalisasi asset juga mengalami kenaikan yang signifikan. “Jumlah asset investor Papua Barat pada akhir desember 2017 sebesar 90,7 milyar rupiah.” Kata dia.
Kemudian sampai dengan akhir mei 2018 telah mencapai 127,7 milyar rupiah, sehingga terjadi kenaikan asset sekitar 37 milyar rupiah atau tumbuh sebesar 41%.
Bursa Efek Indonesia optimis bahwa kedepan pasar modal akan terus berkembang pesat di Provinsi Papua Barat. Hal ini disebabkan masih sangat besarnya potensi jumlah investor dan asset yang ada dimasyarakat.
Selain itu, cepatnya perkembangan teknologi informasi juga menjadi pendorong utama perkembangan pasar modal. Semakin luas jangkauan dan kualitas jaringan internet, ini akan membuka akses masyarakat untuk lebih mudah dalam menerima informasi dan menggunakannya untuk berinvestasi di pasar modal. (EY/ON)