Orideknews.com, SORONG – Menyikapi tragedi bom bunuh diri yang terjadi, di Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Minggu (13/05/2018). Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Papua Barat, Mohamad Lakotani angkat bicara.
Menurutnya, peristiwa tersebut yang terjadi di sejumlah gereja itu tidak dapat dibenarkan apa pun alasannya. Apalagi peristiwa itu terjadi saat umat nasrani sedang melaksanakan Ibadah hari minggu.
“Kami mengutuk dengan tegas tregedi bom Surabaya yang terjadi di tiga gereja pada saat Ibadah hari minggu kemarin, apa pun alasan yang di pakai, tidak dapat di benarkan, kami meminta Negara segera bertindak cepat dan tidak pandang buluh untuk mengungkapkan siapa dalang dari kelompok teroris ini,dan harus di tindak tegas,”ungkap Mohamad Lakotani yang juga menjabat sebagai Wagub Provinsi Papua Barat kepada wartawan, di Sorong, belum lama ini.
Dalam kesempatan ini, Mohamad Lakotani menghimbau kepada semua elemen masyarakat di wilayah Papua Barat, agar tidak terprovokasi dengan kelompok-kelompok yang tidak bertangungjawab. Tak hanya itu, masyarakat juga harus menjauh dari isu-isus yang memecah belahkan toleransi sesama anak bangsa.
Sementara secara terpisah, Muhamad Yosan, salah satu tokoh pemuda Muslim di Papua Barat menyesalkan dan mengutuk keras pelaku pengeboman di Gereja Santa Maria, GKI Diponegoro, dan GPPS Sawahan Arjuna.
“Tragedi kemanusiaan ini sangat menyayat hati kami sebagai anak bangsa apapun agamanya. Atas kejadian tersebut, pemuda Papua Barat lebih khusus pemuda muslim mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada saudara kami sesama anak bangsa, yang mengalami musibah, tragedi kemanusiaan yang sangat biadab ini. Sebagai sesama anak bangsa, yang menjunjung tinggi kebinekaan bangsa yang pluralitas tentu tidak akan melakukan perbuatan keji seperti ini,”katanya.
Menurutnya pesan Rasulullah Saw sudah sangat jelas bahaw mengajak segenap Umat Islam untuk menjaga negara dalam hal ini Provinsi Papua Barat.
“Kami diutus sebagai Rahmatan lil alamin, maka Kami mengajak segenap umat Islam untuk menjaga Negara dalam Hal ini propisii Papua Barat, agar tidak terprovokasi dari tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya,”pungkas Yosan.(RAY/ON)