Rabu, Desember 3, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Puncak Hari AIDS Sedunia di STIH Manokwari, Dinkes Papua Barat Edukasi Pencegahan HIV dan Stigma

Orideknews.com, Manokwari, – Peringatan Hari AIDS Sedunia tingkat Papua Barat dipusatkan di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Wosi, Manokwari, Senin (1/12/25).

Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menghadirkan rangkaian kegiatan edukatif dan interaktif yang melibatkan ratusan mahasiswa, termasuk games berhadiah, skrining kesehatan, sosialisasi HIV/AIDS, serta penyerahan hadiah lomba video pendek bertema pencegahan HIV.

Wakil Ketua I STIH Manokwari, Marius Sakmaf, mewakili Ketua STIH Dr. Filep Wamafma, menyampaikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan Papua Barat. Ia mengatakan, kegiatan ini bukan seremonial semata, tetapi bagian dari tanggung jawab bersama untuk memastikan generasi muda tetap sehat.

“Indonesia Emas 2045 hanya bisa dicapai jika generasi hari ini berada dalam kondisi sehat. Pengetahuan, keterampilan, dan teknologi penting, tetapi tanpa kesehatan semuanya menjadi sia-sia,” ujar Marius.

Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, dr. Alwan Rimosan, melalui Kabid P2P dr. Nurmawaty, menjelaskan, HIV/AIDS masih menjadi isu prioritas pembangunan kesehatan daerah.

Pemerintah provinsi kata dia, mendapatkan dukungan dari berbagai mitra, termasuk penyediaan obat ARV, penguatan layanan kesehatan, peningkatan kapasitas SDM, serta pendampingan komunitas.

Meski begitu, kata dr. Nurmawaty, keberhasilan penanggulangan HIV tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan obat atau alat kesehatan.

“Tantangan terbesar kita adalah stigma dan diskriminasi. Stigma membunuh lebih cepat daripada virus HIV itu sendiri,” tuturnya.

Ia menjelaskan, banyak Orang dengan HIV (ODHIV) menghindari layanan kesehatan karena takut dijauhi keluarga atau masyarakat. Padahal, dengan kemajuan pengobatan saat ini, HIV dapat dikendalikan seperti penyakit kronis lainnya.

“Orang dengan HIV bisa hidup sehat seperti penderita hipertensi atau diabetes asalkan rutin minum obat seumur hidup,” jelasnya.

dr. Nurmawaty juga menyebutkan pentingnya pendekatan berbasis budaya dalam program pencegahan dan pengobatan HIV. Pola pendekatan harus disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Arfak, pesisir, pedalaman, hingga komunitas eks-transmigran.

“Pelibatan gereja, masjid, tokoh adat, pemuda, serta komunitas ODHIV sangat strategis dalam menurunkan stigma,” ucapnya.

Menurutnya, Papua Barat tidak akan mencapai visi Papua Barat Sehat tanpa memastikan bahwa masyarakat bebas dari stigma yang menghambat akses layanan.

Dalam rangka menyambut Hari AIDS Sedunia, Dinas Kesehatan Papua Barat menggelar sejumlah kegiatan di antaranya, Lomba Video Pendek bertema pencegahan HIV dan pengurangan stigma ODHIV, yang melibatkan pelajar dan mahasiswa.

Pemasangan Spanduk Jalan dengan pesan kunci Hari AIDS Sedunia untuk meningkatkan kepedulian masyarakat. Tidak hanya itu, Pembuatan Twinbow sebagai simbol komitmen terhadap penanggulangan HIV.

Kemudian Games edukatif seputar HIV/AIDS di kampus STIH Manokwari, selanjutnya Skrining kesehatan, serta sosialisasi penanganan dan pencegahan HIV/AIDS kepada mahasiswa.

Ia mengajak semua pihak untuk memperkuat komitmen bersama menghadapi epidemi HIV di Papua Barat.

“Dengan tema Bersama Hadapi Perubahan, Jaga Keberlanjutan Layanan HIV, mari kita jadikan Papua Barat sebagai wilayah yang menghargai kemanusiaan, melindungi masa depan, dan bergerak menuju Papua Barat Emas 2045,” tambah dr. Nurmawaty. (ALW/ON).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles

error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)