Orideknews.com, Manokwari — Perkembangan teknologi digital, termasuk artificial intelligence (AI), menuntut wartawan untuk terus meningkatkan kompetensi agar tidak tertinggal dalam arus informasi. Hal ini disampaikan perwakilan Satgas Anti-Hoaks PWI Pusat, Mercy Charles Loho dalam pelatihan AI untuk jurnalis yang digelar di Papua Barat.
Ia menyampaikan kemajuan teknologi tidak boleh membuat wartawan kehilangan posisi strategis sebagai penjaga kebenaran dan pilar keempat demokrasi.
“Teknologi boleh maju, AI boleh berkembang, tapi selama masih ada manusia di belakangnya, kita tidak boleh kalah. AI itu dibuat manusia, dan wartawan harus tetap mengendalikannya,” ujarnya.
Sebagai anggota Satgas Anti-Hoaks PWI Pusat, ia mengingatkan bahwa wartawan memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi garda terdepan dalam menangkal hoaks. Peran ini semakin penting karena penyebaran informasi di media sosial jauh lebih cepat daripada pemberitaan media profesional.
“Kadang wartawan masih tidur, tapi medsos sudah beredar. Kita harus berlomba dengan kecepatan teknologi. Pelatihan seperti ini adalah bagian dari literasi digital agar kita bisa mengontrol AI dan mencegah hoaks,” ucapnya.
Ia juga mengapresiasi Papua Barat yang menjadi salah satu daerah dengan peserta Uji Kompetensi Wartawan (UKW) terbanyak secara nasional. UKW serentak dijadwalkan berlangsung di sejumlah daerah pada November ini.
“Papua Barat menjadi salah satu yang pesertanya terbesar di Indonesia. Ini luar biasa dan menunjukkan komitmen tinggi untuk meningkatkan kompetensi wartawan,” katanya.
Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk SKK Migas, Genting Oil, Pemerintah Provinsi Papua Barat, pemerintah kabupaten/kota, Humas Polda Papua Barat, serta Polres jajaran.
Ia menyebut sinergi antara wartawan dan berbagai instansi penting untuk memperkuat ekosistem pers profesional di Papua Barat.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa pada November ini akan dimulai kick-off Hari Pers Nasional (HPN) 2026 yang akan berlangsung pada Februari 2026 di Provinsi Banten. Ia berharap PWI Papua Barat dapat hadir dan berpartisipasi pada perhelatan nasional tersebut.
“Semoga lewat dukungan pemerintah dan semua pihak, PWI Papua Barat bisa tampil di Hari Pers Nasional Februari 2026,” ujarnya.
Mercy berharap agar pelatihan AI ini dapat meningkatkan kualitas wartawan Papua Barat sehingga mampu bersaing dan tetap relevan di era digital.
“Semoga melalui pelatihan ini kita menjadi wartawan yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan teknologi digital,” pesan Mercy. (ALW/ON).



