Minggu, September 7, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Siap Hadapi Tantangan Musim Kemarau, Polbangtan Kementan Kaji Strategi Menggunakan Pompanisasi

Orideknews.com, MANOKWARI – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari kembali menggelar Millennial Agriculture Forum (MAF) Volume 6 Edisi 35 secara daring dengan mengusung tema “Strategi Pompanisasi Menjawab Tantangan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan,” Sabtu (06/09/25).

Topik yang diangkat sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, bahwa pompanisasi merupakan solusi nyata menghadapi ancaman kekeringan di berbagai wilayah.

“Pompanisasi harus dimasifkan di seluruh daerah untuk memastikan percepatan tanam dapat berjalan. Dengan pompa, air bisa tersedia sepanjang tahun, sehingga petani tidak lagi bergantung penuh pada curah hujan. Ini menjadi kunci percepatan swasembada pangan,” ujar Menteri Pertanian.

Amran juga menekankan bahwa penggunaan teknologi dalam sektor pertanian adalah keharusan. “Tidak ada negara maju yang pertaniannya berhasil tanpa teknologi. Karena itu, inovasi mekanisasi termasuk pompanisasi wajib kita kembangkan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional,” tambahnya.

Hadir dalam forum, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyampaikan setiap tantangan pasti ada jalan keluarnya, seperti masalah kekeringan yang saat ini melanda sejumlah wilayah dapat diatasi dengan solusi teknologi, khususnya melalui penerapan sistem pompanisasi dan irigasi.

“Kondisi lahan pertanian yang beragam di Indonesia memerlukan strategi khusus, baik untuk mengeluarkan air berlebih maupun mengatasi kekeringan. Pengelolaan yang tepat, lahan-lahan tersebut dapat berpotensi mendukung peningkatan produksi padi hingga tiga kali tanam setahun. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI, Bapak Prabowo Subianto, untuk mewujudkan swasembada pangan, swasembada nutrisi, serta hilirisasi produk pertanian secara berkelanjutan,” jelas Idha.

MAF yang diselenggarakan mejadi wadah diskusi untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional dengan menghadirkan tiga narasumber kompeten diantaranya Dr. Ir. Harmanto, M.Eng, Dosen PEPI yang memaparkan materi terkait Pengoprasian dan Perawatan Pompa Air Irigasi, Sujarno,Ketua BP Hidup Baru, dan Feri Irawan, Sekretaris BP Maju Sejahtera I berbagi pengalaman terkait pengoprasian Alsintan khususnya pompa air serta membahas tentang Kredit Usaha Alsintan yang dijalankan Brigade Pangan.

Kegiatan tersebut dimeriahkan dengan kehadiran 770 peserta tergabung dalam zoom yang terdiri dari milenial, petani dan penyuluh pertanian yang tersebar di berbagai daerah.

Direktur Polbangtan Manokwari, O’eng Anwarudin dalam sambutannya menyampaikan tema yang diangkat pada MAF ini sangat relevan dengan kondisi nyata di lapangan. Sebagai contoh wilayah Merauke yang pada bulan Agustus mulai terjadinya kekeringan.

“Situasi ini menyebabkan ketersediaan air berkurang dan berdampak langsung terhadap produktivitas pertanian. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk menjaga agar lahan tetap dapat ditanami hingga masa panen, dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada secara optimal,”ujar O’eng.

Hadir menyampaikan closing Statement, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan), Muhammad Amin, menyampaikan peran inovasi teknologi sangat penting, terutama mekanisasi pompanisasi, dalam rangka percepatan tanam. Dengan adanya pompanisasi, ketersediaan air bagi pertanaman lebih terjamin meski curah hujan menurun,” jelas Amin.

Ia menyebutkan, strategi percepatan tanam merupakan langkah penting untuk mewujudkan swasembada pangan dalam waktu singkat.

“Pertanian presisi dan berbasis teknologi harus menjadi pendekatan utama. Selain pompanisasi, kita juga perlu menggunakan varietas unggul, memperbaiki tata kelola air, dan memastikan setiap proses budidaya dapat dipantau dengan teknologi,” ungkapnya.

Menurut Amin, prinsip dasarnya adalah padi bukan tanaman air, melainkan tanaman yang membutuhkan air. Karena itu, memastikan ketersediaan air di lahan sawah menjadi syarat mutlak agar produktivitas pertanian meningkat.

“Dengan kombinasi teknologi, varietas unggul, dan tata kelola air yang baik, produktivitas pertanian dapat ditingkatkan, sekaligus mengantisipasi dampak perubahan iklim,” pungkas Amin. (MRN/RR/ON).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles

error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)