Orideknews.com, Manokwari – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menggelar Workshop Penguatan Pemeriksaan Viral Load (VL) HIV tingkat provinsi pada 13–14 Agustus 2025. Kegiatan ini diikuti perwakilan Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dokter spesialis, tenaga kesehatan, petugas laboratorium, pengelola program HIV, perwakilan fasilitas layanan kesehatan, organisasi mitra, serta peserta yang hadir secara luring maupun daring.
Papua Barat diketahui sebagai salah satu wilayah dengan beban epidemi HIV yang cukup tinggi di Indonesia. Salah satu indikator keberhasilan terapi antiretroviral (ARV) adalah pemeriksaan VL secara rutin dan tepat waktu.
Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, dr. Alwan Rimosan, menyampaikan bahwa berdasarkan data Januari–Juli 2025, dari 819 pemeriksaan VL yang dilakukan, sebanyak 661 pasien (80,7%) mencapai supresi, sedangkan 158 pasien (19,3%) tidak tersupresi.
Menurutnya, capaian ini bervariasi antarwilayah dan dipengaruhi oleh keterjangkauan layanan, keteraturan pemeriksaan, kemampuan teknis dalam pengambilan serta pengiriman sampel, hingga kecepatan tindak lanjut hasil.
“Alur pemeriksaan VL dimulai dari pengambilan sampel darah di fasilitas layanan kesehatan, penyimpanan sesuai standar, pengiriman ke laboratorium rujukan, hingga penyampaian hasil melalui sistem informasi seperti SIHA 2.1,” jelas Alwan.
Ia berharap hasil dari workshop ini dapat meningkatkan keterampilan teknis petugas, memperkuat koordinasi lintas sektor, mempercepat tindak lanjut bagi pasien dengan VL tidak tersupresi, serta memperluas cakupan pemeriksaan khususnya bagi kelompok prioritas seperti ibu hamil, pasien baru ARV, dan pasien yang telah menjalani terapi lebih dari enam bulan.
Kegiatan yang mendapat dukungan dari The Global Fund to Fight AIDS ini juga menghasilkan sejumlah rencana tindak lanjut, antara lain, kunjungan rutin tim HIV ke fasilitas layanan kesehatan oleh Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten, pelaporan data ODHIV eligible secara berkala oleh fasilitas layanan, percepatan input hasil pemeriksaan di aplikasi SIHA 2.1, serta penyesuaian data pasien sesuai standar penginputan. (ALW/ON)