Orideknews.com, Teluk Wondama – Ketua Komite III DPD RI, Dr. Filep Wamafma, kembali menyalurkan beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) bagi pelajar di Papua Barat. Kali ini, penyaluran dilakukan di Kampung Yende, Distrik Roon, Kabupaten Teluk Wondama, Senin (11/8/2025).
Sebanyak 104 siswa dari empat sekolah di Distrik Roon menerima bantuan pendidikan ini, meliputi SD YPK Yende (46 siswa), SMP Negeri Roon (32 siswa), SD Negeri Menarbu (22 siswa), dan SD Inpres Saryai (4 siswa).
“Beasiswa ini membantu kebutuhan siswa dan meringankan beban orang tua. Jangan melihat dari nilainya, tetapi manfaatnya. Kita punya harapan agar anak-anak punya masa depan,” ujar Filep.
Ia juga mengingatkan pentingnya pendidikan sebagai jalan mengubah nasib.
“Saya sering sampaikan, mau makan atau tidak, minum atau tidak, anak-anak harus sekolah. Jangan orang tua mewariskan kegagalan untuk anak-anak kita,” tegasnya.
Penyaluran di Distrik Roon ini merupakan kelanjutan distribusi PIP yang sebelumnya telah dilakukan di Kota Manokwari, Dataran Prafi, Manokwari Selatan. Secara keseluruhan, Filep memperjuangkan penyaluran beasiswa PIP untuk sekitar 1.500 siswa jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK di berbagai kabupaten di Papua Barat.
Program PIP merupakan bantuan dari pemerintah bagi anak usia 6–21 tahun dari keluarga kurang mampu atau rentan miskin, disalurkan langsung ke rekening siswa berdasarkan data Dapodik sekolah. Besaran bantuan yakni Rp450.000 per tahun untuk SD/MI/SDLB, Rp750.000 per tahun untuk SMP/MTs/SMPLB, dan Rp1.800.000 per tahun untuk SMA/SMK/MA/SMALB.
“Ini bentuk kepedulian negara terhadap masa depan generasi Papua, terutama dari keluarga prasejahtera. Tanpa intervensi seperti ini, anak-anak dari keluarga tidak mampu berisiko tinggi putus sekolah. Negara harus hadir, dan DPD RI menjawab itu,” kata Filep.
Setelah Teluk Wondama, Filep menjadwalkan penyaluran tahap berikutnya di Kaimana dan Fakfak. Program ini sejalan dengan kebijakan nasional Papua Cerdas yang bertujuan mengurangi angka putus sekolah melalui intervensi afirmatif.
Di akhir kegiatan, Filep berpesan kepada orang tua agar tidak membatasi cita-cita anak hanya karena kondisi ekonomi.
“Kalau sekarang bekerja sebagai petani, nelayan, atau buruh bangunan, biarlah itu menjadi perjuangan kita, bukan nasib yang diwariskan. Arahkan anak-anak ke sekolah,” pungkasnya. (ALW/ON).