Orideknews.com, MERAUKE – Dalam upaya mempercepat pencapaian kedaulatan pangan di kawasan Indonesia Timur, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari menggelar kegiatan Sosialisasi Konstruksi Cetak Sawah Rakyat (CSR) di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menyatukan pemahaman teknis dan semangat gotong royong dalam mewujudkan lahan produktif baru bagi petani lokal.
Sebagaimana ditegaskan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman bahwa cetak sawah dan optimalisasi lahan (oplah) adalah upaya strategi pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.
“Cetak sawah dan optimasi lahan adalah kunci untuk menjamin ketersediaan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani,” tegas Amran.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa pihaknya aktif mendukung program swasembada pangan, termasuk program CSR. Program ini bertujuan untuk membuka lahan baru dan mengoptimalkan lahan rawa guna meningkatkan produksi pangan.
Kegiatan sosialisasi program Konstruksi CSR berlangsung di tiga kampung yaitu Kampung Soa Senayu dengan lahan seluas 38 hektare, Kampung Hidup Baru seluas 149 hektare, dan Kampung Isanombias seluas 160 hektare, Sabtu (09/08/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, antara lain Direktur Polbangtan Manokwari, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Merauke, Kepala Kampung, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Penyuluh Pertanian, Pengurus Hak Ulayat, Kontraktor, Tim teknis, Babinsa, serta para pemilik lahan.
Direktur Polbangtan Manokwari, sekaligus Penanggung jawab swasembada pangan di Papua Selatan, O’eng Anwarudin menyampaikan agar proses konstruksi dapat segera terealisasi.
“Saya harap pekerjaan dapat dipercepat dengan target waktu 30 hari kerja. Percepatan ini diharapkan memungkinkan lahan segera ditanami padi pada periode Musim Tanam ketiga yang jatuh pada bulan September,” ujar O’eng.
Ia menyebutkan bahwa ketiga kampung akan menjadi percontohan awal sebelum dilanjutkan ke kampung lain yang memiliki luasan lahan lebih besar. Pengerjaan akan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan efisiensi waktu dan kualitas konstruksi agar lahan siap digunakan sesuai jadwal tanam.
Dalam proses cetak sawah, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi, yang dalam istilah teknis disebut clear and clean. Artinya, lahan yang akan dicetak harus bebas dari permasalahan legalitas dan administrasi, seperti tidak berada di kawasan hutan, tidak berstatus milik pihak lain, serta tidak dalam sengketa kepemilikan.
Selain itu, pemilik lahan harus bersedia menyerahkan lahannya untuk dicetak. Dari sisi teknis, lahan juga harus memenuhi kriteria kesesuaian tanah dan memiliki ketersediaan air yang cukup untuk mendukung budidaya padi.