Orideknews.com, Manokwari – Sebanyak 30 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dari 18 fakultas melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tiga kampung di Distrik Manokwari Timur, yakni Susweni, Aipiri, dan Bakaro. Program ini berlangsung dari 20 Juni hingga 8 Agustus 2025.
Bupati Manokwari, Hermus Indou, secara resmi menerima sekaligus melepas para mahasiswa dalam upacara yang digelar di Sasana Karya, Kantor Bupati Manokwari, Senin (23/6/25).
Dalam sambutannya, Hermus menegaskan pentingnya kontribusi perguruan tinggi bagi kemajuan daerah. Ia menyebut kehadiran UGM, sebagai salah satu universitas tertua dan terkemuka di Indonesia, merupakan bentuk nyata sinergi dunia pendidikan dengan pembangunan daerah.
“Kegiatan KKN ini sangat strategis untuk pemerataan pembangunan kampung dan distrik. Mahasiswa UGM hadir sebagai agen perubahan, jembatan sosial, dan sarana pembelajaran dua arah antara kampus dan masyarakat,” kata Hermus.
Ia berharap KKN ini dapat meningkatkan literasi masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, teknologi pertanian, ekonomi kreatif, dan lingkungan hidup. Mahasiswa juga diminta membangun komunikasi yang harmonis dengan warga, serta mendengarkan dan hadir sebagai sahabat masyarakat.
“Kami yakin pengalaman KKN di Manokwari akan membentuk karakter kepemimpinan sosial generasi masa depan,” ujarnya.
Dosen Pembimbing Lapangan, Drh. Woro Danur Wendo, M.Sc., Ph.D, menyampaikan bahwa ini adalah kali pertama UGM mengirimkan mahasiswa KKN ke Manokwari. Mereka merupakan bagian dari total 8.000 mahasiswa KKN UGM yang disebar ke berbagai penjuru Indonesia.
“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemda Manokwari dan Kagama Papua Barat atas fasilitasi dan dukungannya,” kata Woro.
Ketua Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Papua Barat, Erens Ngabalin, menjelaskan bahwa sejumlah program prioritas telah dirancang mahasiswa untuk menjawab kebutuhan riil masyarakat.
Salah satu program unggulan adalah pengembangan Agrosilvopastoral model pertanian terpadu yang menggabungkan tanaman buah, sayuran, dan ternak di satu lahan. Program ini ditujukan untuk menciptakan pertanian berkelanjutan yang bisa ditiru warga kampung.
Di Kampung Aipiri, mahasiswa akan memetakan sumber air tanah sebagai solusi dari krisis air bersih akibat intrusi air laut ke sumur warga.
Dalam bidang pariwisata, mahasiswa akan merancang konsep pengembangan destinasi pantai berbasis masyarakat di Aipiri dan Bakaro, yang dinilai memiliki potensi wisata belum tergarap.
Untuk ekonomi kreatif, mahasiswa akan membentuk komunitas wirausaha muda berbasis kearifan lokal, serta menyelenggarakan program edukasi seperti “Festival Anak Ceria”, “Sahabat Sekolah”, dan “Aksara Ceria” untuk memotivasi semangat belajar anak-anak.
Di sektor kesehatan, mahasiswa dari Fakultas Kedokteran akan menyelenggarakan layanan pengobatan gratis, pemeriksaan kesehatan, dan edukasi gaya hidup sehat kepada warga.
Sebagai penutup dari rangkaian KKN, mahasiswa merancang kegiatan bertajuk “Festival Manokwari Menari” dalam rangka menyambut HUT RI ke-80. Festival ini akan menampilkan budaya lokal, hasil program KKN, serta menjadi tonggak awal geliat pariwisata di lokasi KKN.
“Kami berharap KKN ini tidak hanya jadi rutinitas, tapi menjadi ruang dialog pembangunan antara kampus, masyarakat, dan pemda. Dukungan dari Pemda dan masyarakat sangat dibutuhkan agar program ini berkelanjutan,” tambah Erens. (ALW/ON).