Orideknews.com, Manokwari – Intelektual Arfak, Yustinus Meidodga, menyatakan dukungan penuh terhadap pernyataan Anggota DPR RI Obeth Ayok yang mendesak penghentian aktivitas tambang ilegal di wilayah Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Menurut Yustinus, secara topografi, wilayah Kabupaten Pegunungan Arfak sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan jika terjadi eksploitasi secara masif.
Ia mengingatkan, dampaknya tidak hanya akan dirasakan di lokasi tambang, tetapi juga di wilayah sekitar seperti Kabupaten Manokwari dan Manokwari Selatan.
“Jika hutan dan gunung dibongkar, potensi bencana seperti banjir dan longsor sangat tinggi. Air hujan akan turun langsung tanpa hambatan dan bisa menyebabkan banjir besar di Manokwari dan Manokwari Selatan,” kata Yustinus kepada media ini, Minggu (1/6/25).
Ia menilai desakan dari Obeth Ayok kepada Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak dan Pemerintah Provinsi Papua Barat sangat tepat.
Menurutnya, sudah saatnya kedua pemerintah daerah tersebut menyusun regulasi yang melindungi wilayah konservasi Pegunungan Arfak dari aktivitas penambangan liar.
“Pemerintah perlu membuat aturan daerah khusus agar kawasan Pegunungan Arfak tidak dieksploitasi sembarangan. Daerah ini punya nilai ekologis tinggi dan harus dijaga,” tegasnya.
Yustinus juga mengimbau masyarakat adat Pegunungan Arfak untuk tidak tergiur menjual hasil tambang dengan alasan kebutuhan ekonomi, karena dampaknya bisa membahayakan lingkungan dan kehidupan jangka panjang.
“Masih ada sektor lain yang bisa dikembangkan seperti pertanian, peternakan, dan usaha mikro yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ucapnya.
Sebagai kawasan konservasi, lanjut Yustinus, masyarakat harus sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Yustinus juga meminta aparat kepolisian, khususnya Polda Papua Barat, untuk aktif melakukan edukasi dan pengawasan terhadap aktivitas penambangan ilegal.
“Kapolda harus serius menangani tambang ilegal ini. Jangan sampai ada oknum aparat yang justru membackup kegiatan ilegal tersebut,” tandasnya.
Yustinus lalu berharap sinergi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat adat bisa terjalin untuk menyelamatkan ekosistem Pegunungan Arfak yang menjadi salah satu paru-paru Papua Barat. (ALW/ON).