Orideknews.com, MANOKWARI, – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari dalam mendorong peran aktif mahasiswa terhadap pengawalan program utama Kementerian Pertanian (Kementan) di Tanah Papua, lakukan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan generasi muda dalam mendukung kebijakan sektor pertanian guna mewujudkan swasembada pangan nasional.
Sebagaimana dikatakan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, bahwa generasi muda memiliki peran krusial dalam mewujudkan swasembada pangan.
Ia percaya bahwa dengan melibatkan petani milenial, penerapan teknologi pertanian modern, dan optimalisasi sumber daya alam, target produksi dapat tercapai bahkan melampaui ekspektasi
Senada dengan Mentan, Idha Widi Arsanti, selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam mencapai swasembada pangan.
“Mahasiswa, khususnya yang berasal dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), memiliki peran penting dalam mendorong transformasi pertanian modern dan menjadi bagian dari upaya mencapai swasembada pangan,” kata Idha.
Oleh karena itu, Sebanyak 60 Mahasiswa dari program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan (PPKH) dan Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan (TPTP) Semester VI diterjunkan untuk terlibat langsung dalam meningkatkan produksi pertanian di Papua Barat, Selasa (22/04/2025).
Wakil Direktur 1 Polbangtan Manokwari, Benang Purwanto yang melepas secara resmi menyampaikan bahwa mahasiswa dari 2 program studi tersebut akan ditempatkan di dua distrik di Kabupaten Manokwari. “Sementara untuk yang di Merauke, Papua Selatan kami menurunkan 29 Mahasiswa dari program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan (PPB) yang sudah berada dilokasi sejak bulan lalu,” ujar Benang
Sementara itu, untuk yang dimanokwari mahasiswa akan ditempatkan di wilayah padi sawah dan padi gogo. Jadi mahasiswa TPTP akan mengawal program padi gogo diwilayah Distrik Masni, sekitar perkebunan kelapa sawit. Sementara untuk PPKH akan fokus pada kegiatan penyuluhan di wilayah padi sawah Distrik Prafi dan Masni.
Dihadapan mahasiswa, Benang menyampaikan program Kementan ini sangat dinamis, sehingga mahasiswa harus mampu menyesuaikan diri di lapangan.
“Dalam rangkaian kegiatan yang berlangsung selama 3 bulan kedepan, mahasiswa MBKM akan berkolaborasi dengan berbagai instansi dan kelompok tani setempat untuk memberikan pendampingan serta edukasi terkait inovasi teknologi pertanian, sistem pertanian berkelanjutan, serta optimalisasi produksi pangan,” sebut Benang
“Mahasiswa mengikuti MBKM dengan metode Freeform yang artinya kegiatan praktek yang dilakukan disetarakan dengan 20 SKS, namun tanpa penyetaraan dengan mata kuliah tertentu. Kegiatan ini fokus pada pengembangan kompetensi mahasiswa, baik hard skills maupun soft skills,” jelasnya. (MRN/RR/ON).