Orideknews.com, Manokwari, – Dinas Ketahanan Pangan (Distapang) Provinsi Papua Barat memastikan program bantuan pangan dan penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas – FSVA) akan tetap berjalan di tahun 2025.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Papua Barat Eni Nuraeni. Ia menjelaskan rencana program di tahun 2025, data ketersediaan dan kebutuhan pangan, termasuk prognosa 13 pangan strategis, akan terus dipantau.
Provinsi Papua Barat, kata Erni juga memiliki sistem kewaspadaan pangan dan gizi wilayah untuk mendeteksi dini potensi kerawanan pangan.
“Kami memantau ketersediaan pangan di setiap wilayah, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Jika terjadi defisit, kami akan segera melaporkan kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Badan Pangan Nasional untuk mengantisipasi lonjakan harga,” jelas Erni.
Ia menyebut, Dinas Ketahanan Pangan memiliki data prognosa ketersediaan dan kerawanan pangan satu tahun ke depan, sehingga dapat mengantisipasi daerah-daerah yang berpotensi mengalami defisit pangan.
Lebih lanjut Erni menyampaikan, bantuan pangan berupa beras, minyak goreng, dan komoditas pangan lainnya akan diberikan kepada masyarakat, khususnya di daerah terpencil (seal 1).
Selain itu, Dinas Ketahanan Pangan juga memiliki data inventarisasi komoditas pangan di setiap wilayah, termasuk luas lahan dan produksi. Program bantuan bibit tanaman juga akan diberikan kepada dasawisma binaan Tim Penggerak PKK Kabupaten.
“Bantuan bibit ini bertujuan untuk mendorong integrasi pertanian dan peternakan di kampung-kampung, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” tambah Erni. (ALW/ON).