

Orideknews.com, Manokwari, – Dr. Origenes Ijie, tokoh pemekaran Provinsi Papua Barat, mengecam ditiadakannya perayaan Hari Seni Budaya yang selama ini menjadi tradisi di provinsi Papua Barat.
Ia menyayangkan tindakan oknum pejabat yang dianggapnya sengaja mengaburkan sejarah yang diwariskan oleh mantan Gubernur Papua Barat, Alm. Abraham O Ataruri.
Dalam keterangannya kepada media, Dr. Ijie mengungkapkan kekecewaannya. Dia menjelaskan bahwa, tanggal 6 Februari memiliki makna penting bagi Provinsi Papua Barat, bukan hanya sebagai hari peringatan pekabaran injil, tetapi juga sebagai hari dimulainya pemerintahan dan pengumuman resmi berdirinya Irian Jaya Barat (nama Provinsi Papua Barat sebelum pemekaran).
“6 Februari adalah hari kita mulai pemerintahan dan membuka selubung papan nama Irian Jaya Barat. Hari budaya tidak ada kaitannya dengan HUT Pekabaran Injil namun momen HUT menjadi bagian memeriahkan. Masyarakat datang dari berbagai daerah pada 5 Februari dan pada 6 Februari kita pawai keliling dan membuka selubung papan nama kantor Gubernur,” jelasnya.
Dr. Ijie menegaskan pentingnya memisahkan perayaan Hari Seni Budaya dengan HUT Pekabaran Injil. “Kita harus clear, tidak boleh mencampuradukkan hari budaya dan HUT Pekabaran Injil. Hari Budaya adalah bagian dari mulainya pembukaan selubung papan nama IJB, ingat itu! Hari PI adalah bagian yang dilaksanakan gereja,” tegasnya.
Dr. Ijie turut mengkritik panitia penyelenggara yang merupakan pejabat daerah, Ia meminta adanya pemahaman sejarah bagi mereka yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Kalau Anda hanya datang untuk menikmati, pasti Anda tidak tahu sejarah. Saya saat itu sekretaris panitia pelaksanaan Hari Seni Budaya, kala itu,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan alasan Hari Seni Budaya jatuh pada tanggal 6 Februari. “Kenapa hari Seni Budaya jatuh pada 6 Februari? Karena kerangka berpikir dan hikmat Tuhan yang diberikan kepada beliau (Alm. Bram) dengan alasan eksistensi pengakuan secara resmi Provinsi ini sah. Maka kita manfaatkan tanggal 6 Februari,” ungkap Dr. Ijie.
Ia berpesan agar Pemerintah Provinsi harus mempertahankan peringatan Hari Seni Budaya sebagai bagian dari identitas dan sejarah Provinsi Papua Barat. (ALW/ON).
