Orideknews.com, Manokwari, – Universitas Papua (UNIPA), sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Tanah Papua, menunjukkan komitmennya dalam mendukung transformasi pendidikan tinggi dengan membuka diri terhadap jejaring global. Salah satu langkah yang diambil adalah menjalin kerjasama dengan DAAD Jerman dalam program manajemen internasional.
Menyambut program kelas internasional, Prof. Dr. Sepus Fatem, M.Sc, Ketua Tim Penyusun Dokumen Magister Kehutanan Internasional UNIPA, berpartisipasi dalam program “DIES PROGRAM MANAGEMENT OF INTERNATIONAL”.
Program ini ditujukan untuk pengelola program akademik internasional dan pimpinan perguruan tinggi dari berbagai negara, didanai penuh oleh pemerintah Jerman melalui DAAD scholarship selama satu tahun, yang dimulai sejak 20 September 2023 hingga Oktober 2024, diikuti oleh 35 peserta dari tiga kawasan: Asia, Latin Amerika, dan Afrika.
Program DIES TRAINING yang digagas oleh DAAD bekerja sama dengan Leibniz University Hanover telah berlangsung selama dua tahun. Prof. Fatem mengungkapkan, Program ini menjadi contoh baik dalam pengelolaan program akademik bertaraf internasional di setiap perguruan tinggi di dunia.
Setelah dinyatakan lolos, peserta diwajibkan untuk mengikuti kuliah di kelas, presentasi topik sesuai kebutuhan universitas, serta melakukan field excursion, campus tour, dan regional meeting. Saat ini, kegiatan tahap akhir berlangsung dari 21 September hingga 5 Oktober di Universitas Hanover, Universitas Gottingen, Universitas Potsdam, dan Universitas Berlin.
“Ini adalah kesempatan luar biasa untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam pengelolaan program akademik internasional, yang pada akhirnya dapat meningkatkan reputasi universitas menjadi yang terbaik di dunia,” ungkapnya Prof. Fatem melalui keterangan pers tertulis yang diterima media ini.
Program ini menawarkan beragam materi menarik, dengan pengajaran menggunakan bahasa Inggris. Menurut Prof. Fatem, UNIPA saat ini berada di akhir milestone kedua dalam roadmap pengembangannya 2017-2035, menuju milestone ketiga dengan fokus pada “Empowerment”, yang berorientasi pada pelayanan mandiri berkualitas.
Salah satu target UNIPA dalam menyukseskan program internasional adalah mendorong orientasi penyelenggaraan internasionalisasi program studi. Untuk merebut akreditasi unggul, program studi bertaraf internasional menjadi syarat penting yang harus dikembangkan, baik di level S1, S2, maupun S3.
“Akreditasi internasional membuktikan kualitas pendidikan di UNIPA setara dengan dunia internasional,” tegasnya.
Prof. Fatem menambahkan bahwa akreditasi internasional adalah media strategis terkait kualitas outcome pendidikan. Berdasarkan pengalamannya dan inisiatif yang telah dilakukan sejak 2022, berbagai langkah telah diambil untuk mendorong UNIPA menuju World Class University. Program S2 Kehutanan menjadi pionir dalam upaya ini.
Tantangan terberat yang dihadapi UNIPA adalah mengubah cara kerja menuju tata kelola akademik berbasis standar internasional. Oleh karena itu, peta jalan untuk mencapai universitas bertaraf internasional sangat diperlukan. Kebutuhan untuk memajukan pendidikan tinggi di Indonesia, terutama melalui program akademik internasional, semakin mendesak.
DIES TRAINING Program di Kampus Universitas Hanover juga menciptakan kesadaran bahwa perguruan tinggi harus berperan sebagai industri jasa. Isu marketization dan digitalisation menjadi perhatian utama dalam pengembangan akademik bertaraf internasional.
UNIPA, terletak di kawasan Pasifik, diarahkan untuk mengembangkan kelas akademik internasional, terutama di bidang pertanian, kehutanan, sosial budaya, dan teknik, dengan potensi kolaborasi dengan perguruan tinggi di Melanesia seperti Universitas Papua New Guinea, Universitas Teknologi PNG, dan Universitas Suva Fiji. Kerjasama dengan universitas-universitas di Jerman dan Belanda juga perlu dioptimalkan.
Ke depan, UNIPA berencana membangun kerjasama dengan DAAD perwakilan Indonesia untuk memperkuat jaringan kerjasama dan pengembangan pendidikan tinggi. Di tahun 2024-2025, dokumen Borang ASIIN S2 Program Magister Kehutanan akan diproses untuk penilaian lebih lanjut, dengan harapan dapat memulai program studi pada tahun 2026.
Prof. Fatem juga menekankan pentingnya kolaborasi dan aksesibilitas bagi alumni DAAD dalam berbagai skema kegiatan. Keberadaan alumni DAAD di Indonesia telah menciptakan banyak peluang bagi pengembangan pendidikan tinggi.
Sebagai langkah nyata, perwakilan DAAD Indonesia akan mengunjungi kampus UNIPA pada 11 Oktober 2024 untuk memulai inisiatif kerjasama. Dalam menghadapi era 4.0 dan 5.0, Rektor UNIPA yang baru diharapkan dapat memfasilitasi program akademik regular maupun internasional dengan semakin baik.
“Dengan potensi internal dan eksternal yang luar biasa, saya percaya Rektor UNIPA terpilih periode 2024-2028 akan mampu mendukung pengembangan ini,” tambah Prof. Fatem.
Dengan semangat kolaborasi dan komitmen terhadap kualitas, Universitas Papua bertekad untuk terus berkontribusi dalam pembangunan pendidikan tinggi di tingkat nasional dan internasional.