Orideknews.com, Manokwari, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat mengadakan Workshop Pelayanan Terpadu Malaria dengan Kesehatan Ibu bagi Bidan dan Penanggung Jawab Program Malaria pada 25-28 September 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terkait malaria dan kesehatan ibu di wilayah tersebut.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Feny Mayana Paisey, mengatakan bahwa workshop itu sangat penting untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, khususnya bidan, dalam memberikan pelayanan terpadu yang menyangkut malaria dan kesehatan ibu.
Menurutnya, Malaria masih menjadi masalah kesehatan serius di Papua Barat, dengan tiga daerah endemis tinggi, yaitu Manokwari, Manokwari Selatan, dan Teluk Wondama.
“Kesehatan ibu dan anak terancam, karena masih terdapat kasus ibu hamil dan bayi balita yang tertular malaria. Hal ini berpotensi menyebabkan gagalnya tumbuh kembang anak, serta stunting akibat anemia dan kekurangan zat besi,” ucapnya.
Deteksi dini, edukasi, dan penanganan malaria oleh tenaga kesehatan, khususnya bidan di komunitas, menjadi sangat penting untuk mengatasi permasalahan ini.
dr Feny menekankan bahwa Bidan memiliki peran yang krusial dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta dalam penanganan malaria. Mereka bertanggung jawab untuk mencegah dan menangani malaria pada ibu hamil dan keluarganya, memastikan bahwa keluarga, ibu hamil, dan balita tidak tertular malaria.
“Integrasi antara program kesehatan ibu dan program penanggulangan malaria sangatlah diperlukan. Malaria pada ibu hamil memiliki risiko komplikasi yang tinggi, sehingga layanan terpadu menjadi sangat penting,” terangnya.
Ia berharap di kabupaten yang merupakan daerah endemis tinggi, semua ibu hamil dapat discreening dan diberikan kelambu secara rutin pada kunjungan ANC pertama. Begitu juga, semua balita yang berkunjung ke pelayanan kesehatan diharapkan juga dilakukan screening malaria.
“Dengan diadakannya workshop ini, peserta dapat meningkatkan keterampilan dalam menangani kasus malaria di daerah masing-masing. Sinergi dan kolaborasi lebih baik antar program kesehatan diharapkan dapat tercapai untuk mencapai hasil yang optimal,” pesan dr. Feny.
Data mengenai integrasi screening dan pemberian kelambu diharapkan dapat meningkat.
Pihaknya kata dr. Feny, memberikan penghargaan kepada para narasumber dan fasilitator atas partisipasi serta ilmu yang telah dibagikan.
“Semoga, ilmu yang diperoleh dalam workshop ini dapat bermanfaat dalam praktik di lapangan demi meningkatkan kesehatan masyarakat di Papua Barat,” tutupnya. (ALW/ON).