Orideknews.com, Burmeso – Masyarakat Distrik Mamberamo Hilir, Kabupaten Mamberamo Raya, mengungkapkan kekecewaan yang mendalam akibat tidak dilaksanakannya perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-79 oleh Pemerintah Distrik setempat. Sebagai bentuk protes, warga melakukan pemalangan terhadap kantor distrik serta rumah jabatan kepala distrik.
“Kami, masyarakat Trimuris Distrik Mamberamo Hilir, sangat kecewa terhadap kepemimpinan kepala distrik yang tidak mengadakan perayaan HUT tahun ini. Kami memiliki kerinduan untuk merayakan HUT RI ke-79 di tingkat distrik,” ungkap Kepala Kampung Trimuris, Agus Kotame, pada Senin, (19/8/24).
Beni Kotame, salah satu warga, menambahkan bahwa keberadaan kepala distrik Mamberamo Hilir selama ini jarang terlihat di tempat tugas.
Ia lebih memilih untuk tinggal di ibu kota kabupaten, sehingga masyarakat Trimuris mendesak agar bupati segera melantik kepala distrik yang baru.
“Sudah hampir satu tahun kepala distrik tidak berada di tempat tugas. Dia tinggal di kabupaten saja. Kami minta bupati segera menggantinya, baru kami akan membuka palang kantor distrik dan rumah jabatan,” jelasnya.
Tokoh pemuda Kampung Trimuris, Tinus Waimbo, juga menegaskan bahwa pemalangan akan terus dilakukan hingga tuntutan masyarakat untuk pergantian kepala distrik dipenuhi.
“Kami sangat kecewa tidak ada upacara HUT tingkat distrik tahun ini. Kami minta kepala distrik diganti, baru palang bisa dibuka,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Distrik Mamberamo Hilir, Buche Bilasi, yang dikonfirmasi melalui telepon, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa alasan ketidakhadirannya di tempat tugas adalah karena istrinya yang sering sakit dan harus dirujuk ke Jayapura untuk mendapatkan pengobatan.
Terkait perayaan HUT ke-79 yang tidak dilaksanakan, Buche Bilasi menyatakan bahwa hal itu disebabkan oleh keterbatasan anggaran di distrik.
“Saya mohon maaf karena tidak ada upacara HUT di distrik. Anggaran kami terbatas, sehingga tahun ini tidak ada perayaan. Kami hanya mengikuti upacara di kabupaten,” ujarnya.
Menjawab tuntutan masyarakat agar ia mengundurkan diri dari jabatannya, Buche Bilasi mengungkapkan bahwa ia sudah menyampaikan permohonan untuk diganti kepada pimpinan daerah. Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan yang diambil.
“Saya telah menghadap bupati dan sekda untuk meminta dipindahkan dari jabatan kepala distrik, tetapi hingga sekarang saya masih menunggu petunjuk dari pimpinan,” tutup Buche Bilasi. (NAP/ON)