Orideknews.com, Manokwari, – Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Prof. Dedi Nursyamsi menekankan pentingnya bagi para mahasiswa Polbangtan Manokwari untuk menjadi petani berbisnis setelah lulus.
Dalam kuliah umum yang diselenggarakan di Kampus Polbangtan Manokwari pada Jumat (12/7/24), Prof. Dedi menjelaskan bahwa menjadi petani modern bukan hanya soal bertani, tetapi juga tentang menguasai pasar dan menekan harga pokok produksi (HPP).
“Petani harus berdaya saing, mampu menguasai pasar, menekan HPP, dan meningkatkan produktivitas setinggi-tingginya,” ujar Prof. Dedi.
Menurutnya, kunci kesuksesan pertanian di era modern terletak pada penerapan prinsip agribisnis.
“Tugas mahasiswa setelah lulus dari Polbangtan harus jadi petani yang beragribisnis. Itulah yang menjadi job creator,” tegasnya.
Prof. Dedi menekankan pentingnya bagi para petani untuk memahami pasar, termasuk tren permintaan dan persaingan. Dengan demikian, mereka dapat menentukan jenis tanaman yang tepat untuk ditanam dan strategi pemasaran yang efektif.
Selain itu, menekan HPP juga menjadi kunci penting bagi petani untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.
Prof. Dedi mendorong mahasiswa untuk mempelajari teknologi dan inovasi pertanian yang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya.
Prof Dedi juga itu mengingatkan bagi para mahasiswa bahwa sektor pertanian di Indonesia, tengah menghadapi tantangan besar di era modern. Meningkatnya permintaan pangan, perubahan iklim, dan keterbatasan sumber daya manusia menjadi kendala utama bagi optimalisasi produksi. Namun, di tengah tantangan tersebut, hadir solusi inovatif bernama Smart Farming.
Smart Farming, atau pertanian cerdas, menggabungkan teknologi modern dengan praktik pertanian tradisional untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan. Dengan memanfaatkan sensor, internet of things (IoT), big data, dan kecerdasan buatan (AI), Smart Farming menawarkan berbagai manfaat bagi petani Indonesia. (RR/ON)