Orideknews.com, MANOKWARI, – Tergabung dalam Tim Satuan Tugas (Satgas) darurat pangan di Papua Barat, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari lakukan monitoring kesiapan lahan Perkebunan Sawit Rakyat (PSR) untuk program tumpang sisip padi gogo, kamis (15/05/24).
Program tumpang sisip padi gogo merupakan salah satu upaya strategis Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Program ini diluncurkan dengan fokus utama pada penanaman padi disela-sela tanaman lain yang sudah ada di lahan pertanian, khususnya pada perkebunan kelapa sawit.
Untuk mempercepat pelaksanaan program tersebut, Direktur Polbangtan Manokwari bersama Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Papua Barat dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kabupaten Manokwari lakukan pemantauan langsung pada lahan kelapa sawit yang memiliki peluang untuk ditanami padi ladang.
Hal tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, untuk mengoptimalkan lahan perkebunan guna penambahan luas dan tumpang sisip padi gogo.
“Seluruh jajaran Kementan harus perkuat ketahanan nasional dengan terus mendukung pelaksanaan program optimalisasi lahan rawa, pompanisasi lahan tadah hujan, dan tumpang sisip padi gogo sebagai upaya menghadapi dampak El Nino,” ujar Amran
Hal senada disampikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi bahwa Kementan selama ini telah menerapkan pendekatan yang holistik dalam mendukung budidaya padi.
“Tingginya permintaan masyarakat terhadap komoditas ini harus diantisipasi dengan menggenjot produksi dalam mencukupi kebutuhan dalam negeri,” pungkas Dedi.
Didampingi sekretaris bendahara dan staff teknis pengurus Koperasi Arfak Sejahtera, tim satgas darurat pangan identifikasi potensi lahan sawit yang berumur 1 tahun untuk dilakukan tumpang sisip padi gogo.
Berdasarkan hasil di lapangan, hamparan 600 hektar lahan sawit di 4 distrik memiliki potensi untuk ditanami diantaranya 300 hektar di distrik Igor, dan 300 hektar lainnya terbagi di distrik wariori, Mibori, dan Mante.
Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta menjelaskan bahwa program tumpang sisip padi gogo merupakan langkah inovatif Kementan dalam memanfaatkan lahan sawit secara optimal dalam meningkatkan ketahanan pangan. Meskipun program ini tergolong baru, namun diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam mencapai swasembada pangan di Indonesia.
“Potensi besar lahan yang dijumpai diempat distrik tentu akan segera dimaksimalkan dengan melakukan pendampingan dan pengawalan mulai dari persiapan sampai pelaksanaan tanam,” kata Purwanta.
“Pada pelaksanaan program ini juga disupport oleh BPSIP Papua Barat untuk memastikan ketersediaan benih padi gogo yang akan ditaman,” tambahnya. (MRN/RR/ON).