Orideknews.com, Manokwari, – Asosiasi Peternak Ayam Petelur (Aspater) Manokwari menginisiasi pertemuan bersama Manajemen Telur Lokal Prima di halaman salah satu hotel di Manokwari, Selasa, (5/3/24).
Pertemuan itu dihadiri Ketua Fraksi Otsus DPRPB, George Dedaida, Ketua dan wakil Aspater, sekretaris Karyatama Farm, peternak Orang Asli Papua (OAP) Yafet Wainarisi dan Ketua Perkumpulan Ayam Broiler Manokwari.
Wakil ketua Aspater Manokwari, Farid Maulana usai pertemuan menyampaikan sejumlah hal. Kata dia, dalam pertemuan itu, manajemen peternakan Fulica diminta untuk bergabung dalam Asosiasi Peternak Ayam Petelur Manokwari (ASPATER) sebagai upaya menguatkan peternakan ayam petelur di Manokwari, sehingga bisa berupaya mengurangi bahkan menghentikan sepenuhnya pasokan telur dari luar Manokwari.
Dikatakan Farid, melalui Aspater, Manajemen Peternakan Fulica diminta hasil produksinya didistribusikan atau di jual kepada distributor yang biasa memasukkan telur dari luar Manokwari.
“Karena memiliki populasi besar dan sarana produksi pembelian langsung dari pabrikan maka dari itu, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi secara bertahap masukya telur dari luar Manokwari. Harapannya kedepan, menghentikan sepenuhnya masuknya telur dari luar Manokwari,” terangnya, Rabu, (6/3/24).
Manajemen Peternakan Fulica, lanjut Farid tidak menjual hasil produksinya kepada masyarakat langsung (jual per rak.red), melainkan penjualannya hanya untuk distributor dan agen (jual ikatan) hal ini sebagai upaya menumbuh kembangkan geliat semangat peternak peternak rakyat yang memiliki populasi skala rumah tangga untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
“Manajemen Peternakan Fulica diharapkan dapat mengikuti harga Posko telur maupun Ayam Afkir yang di keluarkan oleh ASPATER dalam melakukan penjualan hasil produksinya, sebagai upaya menyakaman harga telur yang berkembang di masyarakat sehingga terkoordinasi dengan baik,” ujar Farid.
Untuk meningkatkan dan menumbuhkan peternak peternak rakyat di Manokwari khususnya Putra Daerah (OAP). Peternakan Fulica dibatasi untuk populasi maksimal 50.000 ekor, supaya peternak peternak rakyat bisa maju dan berkembang sesuai VIsi dan Misi dari ASPATER.
“Peternak rakyat yang tergabung dalam ASPATER bersama Manajemen Peternakan Fulica berdiri bersama, menyatukan persepsi untuk bertemu dengan Pemerintah daerah Provinsi maupun Kabupaten, supaya dibuatkan Peraturan Daerah (Perda) mengenai pembatasan masuknya secara bertahap hingga menghentikan secara keseluruhan masuknya Telur dan Daging ayam beku dari luar Manokwari,” ujar Farid.
Hal ini dilakukan sebagai upaya menguatkan masyarakat yang memiliki usaha dibidang peternakan, sehingga perekonomian di Manokwari bisa tumbuh pesat.
“Peternakan Fulica sebagai peternakan ayam petelur terbesar di Kabupaten bahkan banyak memiliki lini usaha lainnya, diharapkan bisa mendukung sepenuhnya dan memberikan support kepada peternakan peternak rakyat yang tergabung di asosiasi untuk dapat meningkatkan perekonomian bahkan menjadi tuan di tanah sendiri,”
Farid menambahkan, Peternakan Fulica diharapkan memprioritaskan Pengusaha Lokal OAP dengan cara dapat menjual pakan kepada peternak rakyat dengan harga pabrik.
Selain itu, Peternakan Fulica menjual obat, vaksin, desinfektan kepada peternak rakyat dengan harga pabrik.
“Peternakan fulica dapat merangkul dan menjadikan peternak rakyat sebagai rekan bisnis yang saling menguntungkan sehingsa semuanya dapat menikmati hasil yang sama,” tutup Farid. (ALW/ON).