Orideknews.com, MANOKWARI, – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat mencatat, pada Februari 2024 di Provinsi Papua Barat terjadi inflasi bulanan atau m-to-m sebesar 0,13 persen dan inflasi tahunan atau y-on-y sebesar 3,61 persen.
Sedangkan di Provinsi Papua Barat Daya terjadi deflasi bulanan atau m-to-m sebesar 0,11 persen dan inflasi tahunan atau y-on-y sebesar 1,81 persen.
Kepala BPS Papua Barat, Merry mengatakan, penyumbang utama inflasi Februari 2024 adalah kelompok transportasi udara atau harga tiket pesawat dengan andil 0,08 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi antara lain beras, ikan cakalang, bayam dan bawang putih.
“Kelompok pengeluaran menyumbang inflasi terbesar adalah transportasi dengan inflasi sebesar 0,65 persen dengan komoditas penyumbang utama inflasi tarif angkutan udara dengan andil 0,08 persen,” kata Merry saat merilis indikator strategis, Jumat (1/3/2024)
Komoditas memberikan andil deflasi yakni tomat sebesar 0,17 persen, cabai rawit 0,11 persen, ikan kakap merah 0,04 persen, telur ayam ras dan daging ayam 0,03 persen.
Papua Barat Daya, komoditas utama penyumbang deflasi Februari 2024 adalah cabai rawit dengan andil deflasi sebesar 0,12 persen, tomat 0,07 persen, sawi hijau 0,05 persen. Sementara inflasi disumbang komoditas ikan teri 0,22 persen, ikan tuna 0,13 persen dan beras 0,03 persen.
“Berbeda dengan kota IHK di Papua Barat yakni Manokwari mengalami inflasi baik secara bulanan maupun tahunan, namun secara tahunan di Papua Barat dan di Papua Barat Daya terjadi inflasi,” tambah Merry.
Menanggapi rilis BPS, Pj Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere beserta jajaran Pemprov Papua Barat yang berkesempatan hadir mengapresiasi BPS Papua Barat yang telah melaporkan kondisi ekonomi di daerah ini.
“berkaitan dengan angkutan udara memang benar, karena beberapa waktu terakhir ini angkutan udara di Papua Barat agak terbatas penerbangan dari dan ke Manokwari terhenti,” kata Pj Gubernur Ali Baham.
Pj Ali Baham mengaku, pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak sejumlah maskapai penerbangan batik air dan lion dan dalam waktu dekar ini kedua maskapai tersebut dipastikan aktif kembali.
“sudah kami hubungi dan direncanakan pada 2 maret sudah bisa aktif lagi diawali 3 kali penerbangan Sorong-Manokwari, Pemprov Papua Barat juga sedang berkoordinasi untuk jalur langsung Jakarta-Manokwari,” bebernya.
Demikian juga dengan komoditas beras menjadi penyumbang inflasi Papua Barat, hal ini disebabkan ketergantungan terhadap beras dari luar Papua cukup tinggi.
“kalau komoditas ikan seharusnya tersedia cukup karena kebijakan pemerintah provinsi maupun kabupaten untuk mendorong para nelayan untuk bisa berusaha dibidang perikanan dapat tersedia cukup,” kata Pj Ali Baham.
“kalau ikan cakalang memberikan kontribusi terhadap inflasi, maka perlu dievaluasi dan para nelayan perlu digalakkan lagi untuk menyiapkan ini,” tambahnya. (ALW/ON)