Orideknews.com, MANOKWARI, – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat resmi merilis perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Inflasi di Papua Barat dan kota IHK baru Papua Barat Daya pada, Kamis (1/2/24).
Selain IHK, BPS Papua Barat juga merilis nilai tukar petani, ekspor dan impor, perkembangan pariwisata tingkat penghunian kamar hotel berbintang dan transportasi di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya secara luring dan daring melalui kanal Youtube BPS Papua Barat.
Kepala BPS Papua Barat, Ir. Merry, M.P menyebut, ada tiga kota IHK di Papua Barat Daya masuk hasil survei biaya hidup tahun 2022 yakni Kota Sorong, Kabupaten Sorong dan Kabupaten Sorong Selatan.
Dijelaskan, pada Januari 2024, Inflasi Papua Barat secara bulanan atau month to month sebesar 0,63 persen dengan IHK 105,95. Inflasi tahunan atau yoy 2023-2024 sebesar 3,05 persen.
“Terjadi kenaikan IHK dari 105,28 pada Desember 2023 menjadi 105,94 pada Januari 2024,” sebutnya.
Sementara berdasarkan pemantauan BPS Papua Barat di tiga kota IKH Papua Barat Daya dan penghitungan dengan tahun dasar baru tahun 2022 pada Januari 2024 terjadi inflasi bulanan sebesar 0,13 persen atau terjadi kenaikan IHK dari 103,42 pada Desember 2023 menjadi 103,55 pada Januari 2024. Dan Tingkat Inflasi tahunan sebesar 1,49 persen.
Pada Januari 2024 di kota IHK baru yakni Kabupaten Sorong terjadi kenaikan IHK dari 102,71 pada Desember 2023 menjadi 103,25 pada Januari 2024 atau terjadi inflasi bulanan sebesar 0,53 persen.
Sementara di kota IHK Kabupaten Sorong Selatan terjadi inflasi bulan ke bulan sebesar 0,94 persen dan di Kota Sorong sebesar 0,09 persen.
“Di Kota IHK lama yaitu Kota Sorong mengalami penurunan IHK dari 103,36 pada Desember 2023 menjadi 103,27 atau terjadi deflasi sebesar 0,09 persen,” kata Merry.
Sehingga pada Januari 2024 hampir semua kota IHK di Papua Barat dan Papua Barat Daya terjadi inflasi bulanan kecuali kota Sorong yang mengalami deflasi.
“Secara tahunan, Inflasi terjadi di semua kota di Papua Barat dan Papua Barat Daya,” lanjut Merry.
Secara tahunan, Inflasi Provinsi Papua Barat mencapai 3,05 persen dan Provinsi Papua Barat Daya mencapai 1,49 persen.
Secara tahun kalender, Inflasi Provinsi Papua Barat mencapai 0,63 persen dan Provinsi Papua Barat Daya mencapai 0,13 persen.
Penyumbang utama inflasi bulanan di Provinsi Papua Barat adalah komoditas Tomat 0,27 persen, Beras 0,13 persen, Kangkung 0,12 persen, Ikan Ekor Kuning/Lalosi 0,12 persen dan Ikan Layang/Mumar 0,09 persen.
Penyumbang utama inflasi bulanan di Provinsi Papua Barat Daya adalah komoditas Bawang Merah 0,11 persen, Tomat 0,08 persen, Bawang Putih 0,06 persen, Sigaret Kretek Mesin 0,05 persen, dan Ikan Layang/Mumar 0,05 persen.
Penyumbang utama inflasi tahunan di Provinsi Papua Barat adalah komoditas Beras 1,05 persen, Tarif Angkutan Udara 0,40 persen, Sigaret Kretek Mesin 0,37 persen, Tomat 0,32 persen, dan Bawang Putih 0,23 persen.
Penyumbang utama inflasi tahunan di Provinsi Papua Barat Daya adalah komoditas Beras 0,53 persen, Ikan Tuna 0,39 persen, Sigaret Kretek Mesin 0,33 persen, Ikan Teri 0,31 persen, dan Tarif Angkutan Udara 0,18 persen. (ALW/ON).