Orideknews.com, Manokwari, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menggelar Sosialisasi Publik Safety Center (PSC) 119 tingkat Provinsi Papua Barat 29 November – 01 Desember 2023 disalah satu hotel di Manokwari.
Sosialisasi PSC 119 di tingkat provinsi tersebut bertujuan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Kegiatan tersebut, diharapkan kabupaten yang ada di Provinsi Papua Barat bisa memiliki PSC 119, dimana secara khusus ini lebih kepada penanganan kegawat daruratan. Hal tersebut disampaikan Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer, Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Siti Ramlah Saifoeddin, MPH.
Ia menyebut, kegiatan ini mengundang 7 kabupaten, yang pesertanya terdiri dari Sekertaris, PSC 119, dan Tim emergensi medikal yang telah dilatih.
“Memang belum semua kabupaten ada PSC 119, baru ada di 2 kabupaten, yaitu kabupaten Manokwari dan juga kabupaten Teluk Wondama. Tetapi pelaksanaannya belum maksimal berjalan, sementara yang lain belum ada. Dan emergensi medikal tim sudah ada di 3 kabupaten, dan itu sudah dilatih di Jayapura, yaitu Kaimana, Fakfak dan Manokwari Selatan,” ujar dr. Sitty kepada orideknews.com Kamis, (30/11/22).
Diharapkan, dari kegiatan ini sosialisasi PSC ini, yang sudah berjalan tapi belum maksimal, itu bisa segera berjalan dengan baik, dan yang belum terbentuk bisa segera terbentuk.
“Narasumber dari kegiatan ini ada dari Kementerian Kesehatan, terutama dari Pelayanan Kesehatan Rujukan, lalu ada pusat krisis Kementerian Kesehatan, dan juga berbagi pengalaman bagaimana kegawat daruratan itu berjalan di tempat mereka, yaitu dari Rumah Sakit Umum, pusat Sitanala Tangerang. Itu berbagi tentang SPGDT di rumah sakitnya, dan PSC 119, yang menurut kami terbaik saat ini ada di Kota Bandung, juga berbagi bagaimana PSC itu jalan di tempat mereka,” jelasnya.
Dikatakan dr. Sitty, narasumber yang dihadirkan diharapkan berbagi pengalaman bagaimana jalan PSC di tempat mereka.
“Teman-teman dari tujuh kabupaten ini bisa mengadopsi bagaimana PSC di tempat para narasumber, itu bisa dilakukan di tempat teman-teman (kabupaten.red) masing-masing seperti itu,” pungkasnya.
Disinggung terkait studi banding ke PSC terbaik di Bandung, dr. Sitty menyebut hal itu dikembalikan ke kabupaten/kota masing-masing untuk bisa merencanakan bisa studi banding.
“Karena pasti beda, kalau kita langsung melihat bagaimana jalannya PSC di tempat dengan teman-teman jalan tanpa bisa melihat mana yang baik,” ungkapnya.
dr Sitty menambahkan, untuk tahun depan pihaknya belum ada kegiatan studi banding. Namun, ia berharap 7 kabupaten dapat merencanakan.
“Sehingga mereka bisa mengadopsi, lihat langsung, dan pulang bisa dilaksanakan di kabupatennya masing-masing,” tutup dr. Sitty. (ALW/ON).