OridekNews.com, Manokwari, – Parlemen Jalanan Papua Barat mengapresiasi penanganan stunting di Provinsi Papua Barat yang digenjot Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw.
Panglima Parjal Papua Barat, Ronald Mambieuw mengingatkan kegiatan pencegahan stunting ini jangan kemudian menjadi istilah tambal sulam, sehingga perlu diketahui hal mendasar yang mengakibatkan Stunting.
Ronald meminta Pemerintah harus lebih teliti, lebih aktif lagi untuk melihat persoalan kebutuhan ekonomi masyarakat di Papua Barat.
“Sebagian kita Orang Papua hari ini, dia menanam sayur pada saat panen dia hendak jual, dia memisahkan sayur berkualitas bagus yang dijual. Sementara, dia mengorbankan kesehatannya untuk makan sayur yang sebenarnya tidak bagus, tidak masuk dalam kualifikasi terbaik. Ikan pun demikian yang segar dijual dan yang tidak segar dimakan. Bahkan yang lebih parahnya lagi, hasil jualannya digunakan untuk membeli mie instan,” ungkap Ronald.
“Hanya mengisi kehidupannya, kenapa demikian? karena kebutuhan OAP disektor lain sangat tinggi, bagaimana mau menghidupi anak sekolah, bagaimana mau membayar kebutuhan hidup yang lain,” sambungnya.
Persoalan mendasar itu menurut Ronald mungkin saja membuat OAP atau masyarakat kecil lebih memilih menjual panganannbaik dan mengonsumsi yang kualitas kurang baik.
“Bagaimana bagian ini harus ditindaklanjuti oleh OPD yang berkompeten. Bicara pembedayaan masyarakat, apa yang harus dilakukan. Bicara Dinas Tanaman Pangan, apa yang harus dilakukan. Dan OPD lainnya. Nah ini dulu yang kita harus bicara, kita tidak bisa hari ini mengantar telur dan lainnya, untuk menutupi ini, kolom atau yang bocor-bocor ini, kemudian kita mengklaim ini berhasil. Tidak segampang itu,” ucap Ronald.
Dirinya meyakini jika semua dilakukan dengan baik, maka stunting akan kurang bukan untuk sebulan, tetapi berkesinambungan.
Ia juga menghimbau para ibu hamil lebih ditekankan untuk asupan gizinya tetap terjaga hingga lahiran.
“Jangan kita menjalankan program untuk mencari sesuatu misalkan popularitas. Selama ini kami mengamati Dinas Kesehatan mungkin saja kurang libatkan, harusnya yang bicara soal stunting ini adalah Dinas Kesehatan, dinas ini berperan penting, menjadi garda terdepan,” tegasnya.
Ronald berharap Dinas Kesehatan dan organisasi lainnya seperti Unicef, lebih dilibatkan karena berbicara pencegahan stunting, jangan sampai Dinas lainnya lebih cenderung mendominasi penanggulangan stunting.
“Belum tentu dia paham, soal stunting yang paham persis adalah Dinas Kesehatan, baik Provinsi dan kabupaten yang meliputi tenaga kesehatan,” tambah Ronald. (ALW/ON).