OridekNews.com, MANOKWARI, – Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat menggelar rilis pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat triwulan II-2022, Jum’at, (5/8/22) di kantor BPS Papua Barat di Sowi Manokwari.
Kepala BPS Provinsi Papua Barat, Maritje Pattiwaellapia SE., M.Si mengatakan pada Triwulan II-2022, pertumbuhan ekonomi Papua Barat mengalami pertumbuhan dibanding triwulan II 2022.
Pertumbuhan ekonomi Papua Barat, sebut Maritje dengan minyak dan gas bumi (migas) triwulan II-2022 dibanding triwulan I-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 0,04 persen (q-to-q). dari sisi produksi, lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,04 persen.
“Sementara dari sisi pengeluaran, komponen Ekspor Luar Negeri (Ekspor LN) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 32,52 persen. Ekonomi Papua Barat dengan minyak dan gas bumi (migas) triwulan II-2022 terhadap triwulan II-2021 tumbuh sebesar 6,07 persen (y-on-y). Sedangkan ekonomi Papua Barat tanpa minyak dan gas bumi (non migas) triwulan II-2022 terhadap triwulan II 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,28 persen (y-on-y),” jelas Maritje.
Di sisi lapangan usaha secara y-on-y, pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha, kecuali Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (-0,09 persen) dan Komponen Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Wajib (-0,18 persen).
Kata Maritje, pertumbuhan ini secara umum disebabkan oleh kinerja perekonomian domestik membaik secara bertahap yang dipengaruhi oleh kembali membaiknya kinerja beberapa lapangan usaha penopang perekonomian utama Papua Barat dibandingkan kinerja pada triwulan II-2021. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan minum yang mencapai 14,17 persen.
“Dari sisi pengeluaran secara y-on-y, pertumbuhan dialami oleh tiga komponen penyusun PDRB menurut Pengeluaran. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh tertinggi mencapai 6,34 persen,” tutur Maritje.
Selanjutnya, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) tumbuh sebesar 4,22 persen dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) tumbuh sebesar 3,09 persen.
“Komponen pengeluaran lainnya mengalami kinerja negative dibandingkan triwulan II-2021. Secara y-on-y,Pembentukan Modal Tetap Bruto mengalami kontraksi sebesar 3,54 persen; Ekspor Luar Negeri (Ekspor-LN) mengalami kontraksi sebesar 9,43 persen; dan Impor Luar Negeri (Impor-LN) mengalami kontraksi sebesar 63,17 persen,” ucapnya.
Menurut Maritje, secara spasial, Pulau Maluku dan Pulau Papua hanya memberikan kontribusi sebesar 2,51 persen terhadap perekonomian Indonesia ditriwulan II-2022. Kontribusi ini sangat kecil dibandingkan dengan kontribusi ekonomi dari wilayah lain seperti Pulau Jawa maupun Sumatera.
“Provinsi Papua memberikan kontribusi ekonomi terbesar dalam lingkup pulau Maluku dan Papua hingga mencapai 55,14 persen. Selanjutnya, Provinsi Papua Barat memberikan kontribusi hingga 19,03 persen. Provinsi Maluku Utara berkontribusi hingga 14,68 persen dan Provinsi Maluku memberi kontribusi ekonomi sebesar 11,16 persen,” pungkasnya.
Perbaikan kinerja dihampir semua sektor lapangan usaha dan beberapa komponen pengeluaran cukup berdampak pada meningkatnya PDRB Provinsi Papua Barat. Maritje menambahkan, meningkatnya permintaan domestik yang bersumber dari konsumsi rumah tangga dan Lembaga Non Profit serta pengeluaran konsumsi pemerintah menjadi pendorong meningkatnya PDRB Provinsi Papua Barat. (ALW/ON)