Orideknews.com, SORONG, – Seorang petani milenial asal Sorong, Papua Barat, membuktikan bertani itu keren. Hal itu dibuktikan Heri Purwanto, Duta Petani Milenial (DPM) dari Kota Sorong, yang sukses menjalankan usaha dibidang Hortikultura.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan petani itu keren, bertani itu hebat. Apalagi Sumber daya alam (SDA) yang ada di Papua Barat merupakan modal utama agar bisa menjadi pemain utama penghasil ragam komoditas pertanian di Indonesia Timur.
“Keberadaan para petani milenial sangat vital dalam mewujudkan pencapaian ketahanan pangan. Sebab bertani bukan sekedar profesi. Karena, Pertanian menjadi upaya yang langsung memiliki pahala dengan mengurusi kebutuhan pangan bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia,” terang Mentan SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, berkomitmen akan terus berupaya meningkatkan regenerasi petani ke seluruh pelosok Nusantara.
“Hal itu dilakukan, karena pengungkit utama produktivitas pertanian adalah SDM, maka harus ditingkatkan kualitasnya secara berkelanjutan agar sektor pertanian bergerak maju, mandiri dan modern,” kata Dedi Nursyamsi.
Meski Memiliki Latar belakang Pendidikan Jurusan Perkantoran, Heri lebih tertarik pada dunia pertanian setelah melihat peluang yang besar.
Heri menjalankan budaya hortikultura seperti tanaman cabai, tomat, terong dan sayur-sayuran lainnya yang mulai dikelolah sejak tahun 2014 sejak lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 di kabupaten Aimas.
Heri mengungkapkan alasannya memilih menjadi petani, disamping karena orang tua yang memang seorang petani, ia juga menyadari peluang pasar yang besar jika ditekuni dengan sungguh-sungguh.
“Tetapi keterbatasan saya dalam menjalankan usaha hortikultura ini karena jumlah lahan pribadi yang masih sempit, jadi maai menyewa beberapa hektar lahan untuk tambahan dikelolah,” ungkap Heri.
Ia juga mengungkapkan tantangan terbesar dari bertani yang dijalankan yaitu karena musim yang ada di papua yang tidak menentu menjadikan kesulitan untuk memprediksi musim tanam. Akan tetapi, meski demikian heri sukses meraup omzet 20-100 juta tiap kali panen.
Meski masih memiliki lahan yang terbatas Heri mampu menghasilkan minimal 300 kg Cabai tiap kali panen yang dijual kepengepul dari luar kabupaten seperti Fak-fak dan Pegaf.
Untuk tanaman yang lain ia tanam sesuai dengan permintaan pasar dengan harga yang tinggi agar tidak mengalami kerugian.
Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari, Purwanta, selaku penanggung jawab DPM di wilayah timur, berharap dari aksi yang dilakukan oleh DPM asal Sorong tersebut dapat memberikan motivasi kepada generasi milenial yang lain supaya regenerasi petani dapat segera terwujud. (RR/ON).