Orideknews.com, MANOKWARI, – Provinsi Papua memiliki luas lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian, khususnya subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura. Tentunya hal ini harus ditunjang dengan peran aktif SDM pertanian yang handal. Oleh karena itu Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mendorong Papua mencetak lebih banyak SDM pertanian yang siap menjadi wirausahawan muda untuk memperkuat pertanian maju, mandiri dan modern.
“Hari ini saya datang untuk mengatakan bahwa Papua adalah daerah yang hebat. Kalau begitu ayo kita sama-sama bertani, karena Tuhan menciptakan tanah Papua ini luar biasa. Mataharinya bersinar, airnya mengalir, tanahnya subur dan peluang ekspornya terbuka lebar,” ajak Mentan SYL.
Mentan SYL berharap agar sektor pertanian di Papua bisa maju dan bisa menjadi pendapatan utama yang mendukung ekonomi daerah.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menekankan salah satu kunci utama pembangunan pertanian adalah SDM yang mendukung.
“Oleh karena itu pertanian tidak sekedar ingin menghadirkan banyak petani milenial akan tetapi SDM pertanian yang terampil memiliki daya saing dan profesional,” katanya.
Arahan Mentan itulah yang ditindaklanjuti oleh pemuda asli tanah Papua, Barto Inden. Di pundak Alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari Lulusan tahun 2021 yang telah dikukuhkan oleh Presiden Joko Widodo menjadi Duta Petani Milenial (DPM) perwakilan dari Timur Indonesia ini peningkatan ekonomi dan kemajuan pertanian berada.
Barto menceritakan awal mula ia mencintai dunia pertanian. Sejak kecil dunia pertanian sangat lekat dengan kehidupannya. Itulah yang mendasari ia melanjutkan pendidikannya di Polbangtan Manokwari.
“Sebelum saya menyelesaikan masa pendidikan saya bertekad harus memiliki usaha sendiri. Muncullah ide untuk membuka usaha budidaya tanaman kopi Arabika seluas 1 hektar Di Kampung Udohotma Kab. Pegunungan Arfak Provinsi Papua Barat”, kisah Berto.
Maka pada tahun 2019 Barto mulai mengembangkan tanaman kopi, dan tanaman pangan seperti keladi, ubi jalar, bete, serta sayuran organik dengan omset yang lumayan. Pemasaran produk-produk tersebut dilakukan dengan distribusi langsung kepada penjual di Pasar Manokwari.
Salah satu usaha yang terus dilakukan oleh Barto untuk menarik minat pembeli adalah dengan metode penjualan yang unik. Tak puas hanya bergerak di sektor budidaya saja, saat ini Barto berproses membentuk Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) di Pegunungan Arfak.
“Saya ingin membentuk P4S agar bisa menjadi Pusat belajar bagi Petani Milenial serta stakeholder di pegunungan Arfak untuk belajar dan diskusi bersama demi memajukan usaha Pertanian di desa,” tutur Barto. (ALW/ON).