Orideknews.com, MANOKWARI, – Kementerian Pertanian mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi sumber pangan lokal, dan mengajak masyarakat agar mengubah pola pikir, bahwa beras/nasi bukan satu-satunya sumber karbohidrat, karena masih banyak sumber pangan lokal seperti umbian, sukun, jagung, sagu dan lainnya yang nilai gizinya setara dengan beras.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya diversifikasi pangan dengan mengoptimalkan potensi dan keragaman sumber daya pangan lokal sebagai salah satu strategi ketahanan pangan di tengah pandemi.
Sementara itu Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus mengkampanyekan pemanfaatan pangan lokal kepada petani penyuluh. Berbagai jenis diversifikasi pangan lokal pernah disampaikan dalam kegiatan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP).
Dedi Nursyamsi menekankan tentang peran penyuluh pertanian mengidentifikasi produk pangan lokal di daerah masing-masing (spesifik lokasi), kemudian membentuk Subterminal Agribisnis yang menampung aneka ragam pangan lokal untuk memasok kebutuhan pangan di perkotaan.
Melihat peluang yang ada, Papua Muda Inspiratif Papua Barat melalui program Angkat Sagu, sedang mendorong masyarakat agar lebih mengonsumsi sagu asal Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel) secara luas.
Penanggungjawab Papua Muda Inspiratif Papua Barat, Simon Tabuni saat ditemui mengaku, hutan sagu yang sangat luas di Papua Barat terdapat di Sorong Selatan. Namun kekayaan alam itu belum dimanfaatkan secara baik.
Kata dia, selama ini sagu hanya dikenal dalam bentuk olahan tradisional seperti papeda, namun pihaknya akan mengembangkan sagu dalam bentuk olahan yang lebih moderen.
“Olahan moderen artinya kita bisa dorong untuk pembuatan tepung sagu, beras sagu, itu dari segi kuliner. Kita dorong juga agar sagu diolah lagi sebagai pakan ternak,” ungkap Simon
Menurut Simon dalam mengembangkan olahan sagu di Distrik Kais Sorsel tersebut, pihaknya bekerjasama dengan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari melalui riset untuk mendapatkan formula yang sesuai.
“Dapatkan formula yang pas, perlu melakukan penelitian, sehingga kita gandeng Polbangtan Manokwari, agar mereka membuat olahan seperti Mie, beras dan lainnya. Selama ini belum ada formula yang baik. Sehingga jika mengelolanya juga bagus,” jelas Simon.
Sementara Direktur Polbangtan Manokwari, drh. Purwanta, M.Kes yang dihubungi mengaku pihaknya telah menerima surat PMI Papua Barat dan segera menindaklanjuti.
“Iya itu baik dari sisi pengolahan jadi pangan, maupun dari sisi pemanfaatan limbahnya. Kebetulan Lab pengolahan hasil kami telah mengeluarkan beberapa produk. Untuk pengolahan sagu dari awal kami telah sampaikan ke Lab Pengolahan hasil karena Papua ini mempunya hutan sagu yang sangat luas di dunia,” tutur Purwanta.
Dia menyebut, pihaknya menyambut baik apa yang telah diinisiasi oleh PMI Papua Barat sehingga, sebelum produk diluncurkan besar harapannya dapat didukung baik Pemda Sorsel maupun Pemprov Papua Barat. (RR/ON)