Orideknews.com, Manokwari, – Peluncuran program Petani Milenial oleh Kementerian Pertanian (Kementan) mulai terlihat dampak positifnya. Keterlibatan Petani Milenial yang adaptif teknologi menjadikan pertanian makin maju, makin mandiri, serta makin modern.
Salah satu bukti ditunjukan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari yang bukan hanya mendidik dan melahirkan calon petani milenial namun juga menjadi konsultan Hidroponik melalui Laboratorium Pertanian.
Lewat Margono Adiningrat, Mahasiswa Polbangtan Manokwari yang berhasil mengedukasi masyarakat tentang tata cara budidaya sistem hidroponik melalui video. Selain untuk memehuni persyaratan matakuliah Media Penyuluhan, mahasiswa yang akan dilantik pada Agustus mendatang ini juga telah mendapatkan apresiasi dari masyarakat akan tayangan video tersebut.
Sesuai arahan Menteri Pertanian yang menyatakan bahwa pertanian yang dulunya identik dengan berkotor-kotor sekarang terlihat modern dengan memanfaatkan teknologi dan diperoleh hasil yang baik.
“Pertanian tak boleh berhenti, jangan biarkan lahan kosong begitu saja. Tanami aneka tanaman, nanti akan dipetik hasilnya dan bisa untuk konsumsi keluarga,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Salah satu inovasi pertanian yang sedang menjadi tranding adalah budidaya dengan sistem hidroponik ini. Sistem hidroponik membuat bertani menjadi lebih mudah. Dengan lahan yang tidak terlalu luas masyarakat dapat memperoleh sayuran segar yang kaya akan gizi.
Menindaklanjuti arahan Mentan tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi juga mengajak seluruh pihak untuk memanfaatkan setiap jengkal lahan yang dimiliki untuk ditanami.
Menurutnya sebagai negara tropis pertanian Indonesia sangat diuntungkan karena mendapat sinar matahari berlimpah dengan suhu yang sangat cukup, kemudian memiliki sumber air yang banyak, serta tanah yang subur. Kondisi ini membuat masyarakat bisa melakukan cocok tanam setiap saat dan dimana saja.
“Saya minta petani, penyuluh, dan petani milenial, untuk terus tanam. Jangan biarkan sejengkal tanah tidak tanam, jangan sampai ada waktu kosong untuk tidak tanam. Di mana saja, kapan saja, kita harus tanam, tanam, dan tanam. Utamanya, tanam komoditas pangan lokal,” katanya.
Inovasi terus dilakukan oleh Polbangtan Manokwari mulai dari menanam bayam dan kangkung, pakcoy, pagoda, siomak, selada hingga kailan.
Kepala Laboratorium Pertanian, Yudhisa Henry Prabowo menyebutkan dengan bertambahnya koleksi tanamanan hidroponik, Polbangtan Manokwari dapat menambah pengetahuan masyarakat serta menambah nilai jual terutama jenih tanaman dari famili brasica seperti pagoda dan siomak.
“Lebih khusus tanaman siomak, menyasar pasar restoran dikarenakan jenis selada ini memiliki aroma yang khas dan mengandung banyak khasiat”, paparnya.
Yudhisa pun berharap budi daya tanaman hidroponik ini dapat terus berkembang dan maju pesat. Terlebih, bagi masyarakat yang memiliki lahan sempit, agar dapat memenuhi kebutuhan sayar dari pekarangan sendiri.
Tak hanya laris dikalangan civitas akademika Polbangtan Manokwari, perorangan, restoran-restoran, pasar tradisional, hingga pasar modern di Manokwari selalu menanti sayuran hidroponik Polbangtan Manokwari. “Rasanya lebih kresss kresss kalau beli sayaran disini,” beber Pemilik Restoran Mama Kitchen Manokwari. (RR/HMS/ON)