Orideknews.com, Manokwari,- Puluhan ibu mendatangi Kantor Nagaya, tempat Arisan Papua Berbagi di Transito Dalam, Kelurahan Wosi Distrik Manokwari Barat Manokwari, Papua Barat, Jum’at, (20/11/2020).
Kedatangan para ibu guna pertanyakan kejelasan Program arisan Papua berbagi yang dinilai sudah tidak jelas. Sayang mereka hanya menemui para Administrator di Kantor tersebut, sementara kabarnya Pimpinan berada di luar Kota.
Desni Saragih, salah satu peserta arisan Papua Berbagi mengungkap kekesalanya, karena tidak menemui Ibu Dian Daniella, orang yang disebut-sebut sebagai Pimpinan Arisan Papua Berbagi.
“Saya sudah ikut arisan ini sejak 2019 lalu, memang awalnya berjalan saya berikan Uang muka 1,6 Juta dan berjalan lancar, ada keuntungan yang kami terima tetapi terakhir kemarin sekitar Bulan Juli, saya menyetor Rp 100 Juta lebih namun komunikasi dari Ibu Dian terkesan sepihak” kata Desni Saragi.
Desni sempat beradu argumen dengan seorang Pria paru baya, ketika berada di ruangan Kantor tersebut pria tersebut diduga mengambil gambar, setelah ditanya rupa-rupanya Pria tersebut mengaku bahwa dia suami dari Ibu Dian.
“Kami kesal karena sedari tadi keberadaan kami di sini tidak ada Ibu Dian, namun si pria itu seakan akan mem-Video, saya minta hentikan dia mengaku sebagai suami Ibu Dian, kenapa tidak hadirkan Ibu Dian lalu tujuan apa suaminya mengambil gambar atau video” Ujar seorang Nasabah yang ada di ruangan tersebut.
Kepolisian sempat tiba di lokasi tersebut, sebab kabarnya ada aksi demo bahkan terdapat beberapa Pemfled bertuliskan desakan ganti rugi kepada Ibu Dian tepat di papan Nama kantor tersebut.
Para emak-emak kemudian membubarkan diri namun mereka menitipkan pesan kepada Para Admin perihal mendesak Ibu Dian jika kembali ke Manokwari, harus bertanggung jawab.
Terdapat juga Surat tuntutan yang dibuat bersama dan di ttiipkan kepada Administrator Arisan Papua Berbagai, berikut petikan Surat tuntutan.
Sementara, salah satu Administrator yang coba dikonfirmasi Media ini untuk meminta keterangan perihal tuntutan tersebut, ia enggan memberikan keterangan
“Besok saja pak, nanti Polisi yang akan memediasi,” kata Ida, salah satu Administrator.
Nasabah Arisan Papua Berbagai dari Kalangan Menegah Hingga Pejabat
Arisan Papua Berbagi yang dikabarkan baru di bentuk sekitar Tahun 2019 diikuti oleh nasabah dari berbagai latar belakang Ekonomi, dari Istri Pengacara, Istri Pejabat Anggota Polisi Aktif dan Masyarakat biasa.
Menurut penuturan Desni berdasarkan informasi dari Dian, nasabah yang terkumpul dalam kelompok arisan tersebut mencapai lebih dari 1000 orang di Manokwari untuk total peserta di seluruh Indonesia sekitar 3000 Orang, dengan setoran dari nilai 1 Juta Rupiah hingga ratusan juta rupiah.
Arisan Papua Berbagi ini terdiri dari dua model, yang di bayarkan per 40 hari atau 5 Bupan atau ada juga per 10 Bulan.
“Jadi misalnya 40 hari kita menaruh 10 Juta, kita dibayarkan 20 Juta, tapi dibayarkab per 40 Hari, kalau 10 Bulan maka di kali 8,” ungkapnya.
Celakanya, Arisan yang mengarah pada Investasi menggiurkan itu sedari awal, para Anggotanya tidak ada ikatan perjanjian tertulis dengan Manejemen sebagai dasar Hukum, hanya saja mereka para Anggota di sodorkan kwitansi yang menyebutkan siapa yang ikut arisan dia mendapat keuntungan.
“Kalau memang usaha Ibu Dian ini legal harusnya dia menunjukan kepada Kami,” Harapnya.
Tidak seperti arisan biasanya, cara main kegiatan ini tidak menggunakan sistim kocok, Uang yang didapat secara otomatis langsung masuk ke Rekening Anggota.
“Ibu Dian harus menyelesaikan masalah ink, kami sudah tidak lagi membutuhkan Profit, dia harus datang untuk menjelaskan,” harapnya.
Persoalan ini sudah di laporkan ke Pihak Kepolisian, Polda Papua Barat, laporan Polisi sudah dibuat namun belum dilakukan proses.
“Kami sudah buat laporan Polisi di Polda beberapa waktu yang lalu, tetapi belum di proses,” kata Desni. (ALW/ON)